Sukses

Sudah Digaji Besar, Erick Thohir Janji Copot Komisaris yang Jarang Hadiri Rapat

Erick Thohir meresposn anggota Ombudsman Alamsyah Saragih yang mengatakan, sempat mendapat aduan terkait adanya komisaris BUMN yang jarang menghadiri rapat.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan pihaknya tidak akan segan mencopot komisaris BUMN yang jarang datang saat rapat perusahaan berlangsung.

Sebelumnya, Anggota Ombudsman Alamsyah Saragih sempat mendapat aduan terkait adanya komisaris BUMN yang rangkap jabatan dan jarang menghadiri rapat, meskipun dirinya tidak secara rinci menyebutkan siapa tokohnya.

Kata Erick, kalau kehadirannya komisaris dalam rapat tidak sesuai dengan ketentuan, lebih baik diganti saja dengan figur yang lebih kompeten.

"Kalau bisa ke depannya kalau hadirnya di bawah 50 persen diganti saja (jabatan komisaris)," ujarnya dalam wawancara bersama stasiun televisi, sebagaimana disampaikan Erick di akun Instagramnya @erickthohir, Minggu (12/7/2020).

Menurut Erick Thohir, gaji komisaris sangat besar sehingga harusnya pekerjaannya juga sepadan. Dia ingin agar komisaris tak cuma menjabat dan 'numpang nama' saja.

"Gaji jadi komisaris mungkin 60 persen dari direksi, berarti kan kalau datang sekali sebulan ke kantor itu mahal banget (gajinya), jadi seyogyanya komisaris itu hadir dalam rapat," kata dia.

Ke depannya, Erick ingin dewan komisaris juga mendapatkan penilaian secara berkala untuk memastikan kompetensi komisaris itu, apakah pantas dipertahankan atau tidak.

"Saya mau ke depan yang namanya dewan komisaris juga ada review tahunan. Karena kalau tidak kontribusi, buat apa," ujar Erick Thohir.

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Erick Thohir Soal Isu Reshuffle: Siap Diangkat, Siap Juga Dicopot

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka-bukaan soal isu reshuffle kabinet yang sempat menerpa beberapa waktu lalu.

Kala itu, Presiden Joko Widodo dalam pidato arahan Sidang Kabinet sempat marah dan mengancam akan me-reshuffle kabinet jika penanganan Corona masih 'biasa-biasa' saja. Presiden bilang, penanganan Corona hingga saat itu belum mengalami progress yang signifikan.

Erick bilang, tentunya ketika seorang Menteri atau pejabat setingkat Menteri lainnya sudah diangkat, maka dirinya harus menerima resiko untuk dicopot kembali, jika memang itu keputusan Presiden.

"Dari awal saya diangkat jadi Menteri, saya selalu mengatakan kita harus siap diangkat dan siap juga jika harus dicopot. Karena kita adalah pembantu Presiden," ujarnya dalam wawancara dengan stasiun televisi, sebagaimana dikutip dari akun Instagramnya @erickthohir, Minggu (12/7/2020).

Dirinya melanjutkan, karena itu, pihaknya dan jajaran lain di Kementerian BUMN akan selalu bekerja maksimal dan berusaha sebaik mungkin untuk mencapai Key Performance Index (KPI) yang ditetapkan padanya di awal menjabat.

Pada akhirnya, penilaian final ditentukan oleh Presiden itu sendiri. Tak lupa, Erick meminta dukungan berupa penilaian dan masukan untuk membuat pihaknya bekerja lebih baik.

"Penilaian akhirnya diserahkan kepada presiden. Review dan masukan sangatlah penting bagi kami untuk dapat terus bertransformasi menjadi semakin baik lagi, untuk Indonesia," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.