Sukses

Kinerja Manufaktur Membaik, Sinyal Ekonomi Global Segera Pulih

Meski masih di level kontraksi, namun PMI Manufaktur Indonesia dinilai sudah meninggalkan titik terendahnya.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani membeberkan kinerja manufaktur global melanjutkan tren perbaikan di Juni. Hal ini mengindikasikan aktivitas ekonomi global yang mulai pulih.
 
“Aktivitas ekonomi global terus menunjukkan perbaikan. Data PMI beberapa negara menunjukkan aktivitas manufaktur telah kembali pada pertumbuhan positif di bulan Juni,” papar dia dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR, Kamis (9/7/2020).
 
Meski masih di level kontraksi, namun PMI Manufaktur Indonesia dinilai sudah meninggalkan titik terendahnya.
 
Adapun kinerja manufaktur global terendah terjadi pada sekitar Maret-April 2020 yang hanya tumbuh 39,6 poin. Sementara mulai Mei, indeks kinerja manufaktur global merangkak naik mendekati 50 poin.
 
Untuk Indonesia, juga sudah mulai tumbuh menuju 50 poin, meski masih berada pada kisaran 45 poin, namun trennya terus naik. Level terendahnya terjadi pada bulan Maret-April yang hanya mampu tumbuh di bawah 30 poin.
 
Sementara negara lainnya, seperti AS, Eropa, Tiongkok dan Malaysia juga menunjukkan tren kenaikan yang sama, dengan rata-rata sudah melebihi indeks 50 poin atau sudah tidak lagi mengalami kontraksi.
 
Sementara yang masih berada di bawah indek 50 poin, selain Indonesia adapula Eropa yang masih merangkak di kisaran 46 poin.

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sri Mulyani Mulai Waspada Gelombang Kedua Virus Corona

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani membeberkan bahwa kondisi ekonomi yang diserang pandemi Covid-19 ini menjadi begitu dramatis.

Pasalnya, setelah pembukaan kembali aktivitas ekonomi di beberapa negara, justru dibarengi dengan peringatan second wave dari pandemi.

“Ini menggambarkan betapa perubahan dari kondisi ekonomi berjalan sangat begitu cepat dan drastis hanya dalam kurun waktu dua kuartal saja,” ujar dia dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR, Kamis (9/7/2020).

“Angka kuartal II sudah indikasikan penurunan ekonomi di semua negara. Kuartal II menunjukkan kemerosotan yang sangat drastis dan perlu kita waspadai, Indonesia bisa diatas 6 persen. Bahkan diperkirakan hingga -12 pada kuartal II. Negara-negara maju seperti AS, Inggris, Jerman dan JEpang bahkan kontraksinya mendekati 10 persen atau double digit,” sambungnya menguraikan.

Untuk itu, Menkeu menjelaskan bahwa perlu terus meningkatkan kewaspadaan untuk menangani Covid-19 ini. Sebab, bagaimanapun situasi ekonomi masih belum bisa dipastikan, mengingat perkembangan virus yang belum sepenuhnya dapat dipelajari.

“Kita harus terus menaik kan kewaspadaan dan kemampuan kita dalam menangani Covid-19 ini. Kita tahu masalah ini terjadi pembatasan sosial dan kegiatan ekonomi sosial masyarakat menyebabkan dampak meluas di bidang sosial ekonomi. Dan berpotensi memberi dampak serius pada sektor keuangan,” pungkas dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.