Sukses

Harga Minyak Anjlok 8 Persen Gara-gara Kekhawatiran Pandemi Gelombang 2

Untuk pekan yang berakhir 5 Juni, persediaan minyak naik 5,7 juta barel ke rekor tertinggi 538,1 juta barel.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah dunia turun lebih dari 8 persen di tengah aksi jual pasar meluas karena kekhawatiran gelombang kedua Virus Corona menyebabkan investor melepaskan aset.

Melansir laman CNBC, Jumat (12/6/2020), minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan minyak AS, turun 8,2 persen atau USD 3,26, menjadi USD 36,34 per barel.  Sebelumnya WTI diperdagangkan turun ke posisi USD 35,41.

Sementara harga patokan minyak internasional, Brent turun 7,7 persen atau USD 3,22 menjadi diperdagangkan pada posisi USD 38,51 per barel.

Harga minyak reli dipicu kenaikan permintaan yang beriringan dengan pemangkasan pasokan. Meski melihat data Administrasi Informasi Energi AS menunjukkan peningkatan mengejutkan dalam inventaris minyak pada Rabu kemarin. Ini menunjukkan pemulihan permintaan mungkin terhenti.

Untuk pekan yang berakhir 5 Juni, persediaan minyak naik 5,7 juta barel ke rekor tertinggi 538,1 juta barel.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Produksi

Penggerak utama lain dari pemulihan WTI baru-baru ini, di mana harga melonjak lebih dari 50 persen pada bulan lalu, imbas dari pembatasan output dari produsen.

Selama akhir pekan, OPEC dan sekutu penghasil minyaknya sepakat untuk memperpanjang pembatasan produksi - setara dengan sekitar 10 persen dari permintaan globalhingga akhir Juli.

Di AS, produksi minyak turun lebih dari 13 juta barel per hari di Maret karena harga yang rendah secara historis mendorong perusahaan untuk mengurangi produksi.

Namun harga minyak kemudian bergerak kembali dalam beberapa pekan terakhir. Beberapa produsen diketahui telah mulai membuka keran pasokan sekali lagi, yang dapat membuat harga lebih rendah.

“Tingkat harga yang lebih tinggi yang kita alami belakangan ini telah memotivasi para produsen untuk memulai kembali sebagian dari produksi yang mereka tutup, yang pada dasarnya membalikkan sedikit dampak harga positif yang dihasilkan oleh produksi yang lebih rendah,” kata Paola Rodriguez Masiu, Analis Pasar Minyak senior di Rystad Energy .

Menuruta dia, kondisi harga minyak lebih lanjut akan sangat tergantung pada seberapa banyak dan seberapa cepat produksi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.