Sukses

Tensi AS-China Kembali Memanas Melemahkan Gerak Wall Street

Tercatat, saham Facebook dan Netflix masing-masing turun lebih dari 1 persen. Sementara Amazon dan Alphabet membukukan kerugian sedikit.

Liputan6.com, Jakarta Wall Street atau Bursa AS ditutup melemah, usai Presiden Donald Trump mengatakan akan memberikan konferensi pers mengenai China, pada hari Jumat waktu setempat.

Melansir laman CNBC, Dow Jones Industrial Average turun 147,63 poin, atau 0,6 persen menjadi 25.400,64. Pada sesi tertinggi, Dow naik 210 poin. Penuruna pada hari Kamis merupakan yang pertama bagi Dow dalam tiga hari.

Adapun indeks S&P 500 turun 0,2 persen menjadi 3.029,73. Nasdaq Composite turun 0,5 persen menjadi 9.366,99. Nasdaq dan S&P 500 sama-sama mematahkan kenaikan beruntun dalam tiga hari.

Pengumuman Trump muncul setelah Kongres Rakyat Nasional China menyetujui dana keamanan nasional untuk Hong Kong.

RUU itu akan mem-bypass legislatif Hong Kong, meningkatkan kekhawatiran akan prinsip "satu partai, dua sistem" Hong Kong, yang memungkinkan kebebasan tambahan yang tidak dimiliki daratan Cina.

"Jika respons HK melibatkan sanksi luas terhadap individu atau entitas, itu akan menjadi masalah yang lebih besar dan bukan sesuatu yang [pasar] dapat dengan mudah abaikan," kata Adam Crisafulli dari Vital Knowledge, melalui catatannya.

Dikatakan nilai saham secara umum terlalu tinggi dan tidak ada ruang untuk kesalahan sementara investor tidak cukup memperhatikan peningkatan ketegangan AS-Cina.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Saham

Tercatat, saham Facebook dan Netflix masing-masing turun lebih dari 1 persen. Sementara Amazon dan Alphabet membukukan kerugian sedikit.

Sementara saham perbankan meski turun namun tercatat masih menguat pada minggu ini. Saham Citigroup turun 5,9 persen, sementara Bank of America turun 4,3 persen. Wells Fargo turun 2,6 persen dan JPMorgan Chase tergelincir 1,5 persen.

Sebagian besar saham diperdagangkan lebih tinggi karena data pengangguran terbaru mengisyaratkan kerusakan ekonomi terburuk dari pandemi coronavirus mungkin berakhir.

Departemen Tenaga Kerja mengatakan 2,1 juta orang Amerika mengajukan tunjangan pengangguran pekan lalu. Itu lebih dari perkiraan Dow Jones 2,05 juta. Meski demikian, pengajuan baru ini menurun dari minggu-minggu sebelumnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini