Sukses

Top 3: Bisnis Properti di Tengah Pandemi Corona 

Berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Senin 25 Mei 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Bisnis properti menjadi satu dari sekian sektor bisnis yang berdarah-darah dalam mempertahankan hidupnya di tengah pandemi. Pendapatan yang minim bahkan nol namun tak seimbang dengan setumpuk kewajiban yang harus diselesaikan membuat pelakunya harus memutar otak mencari solusi tanpa henti.

Hasil survei Bank Indonesia menyebutkan, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal I 2020 melambat 1,68 persen, lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya yaitu 1,77 persen dan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 2,06 persen.

Artikel mengenai jatuh bangun bisnis properti di tengah pandemi Corona ini menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca. Selain itu masih ada beberapa artikel lain yang layak untuk disimak.

Lengkapnya, berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Senin 25 Mei 2020:

1. Menilik Bisnis Properti di Tengah Pandemi

Pandemi Corona yang tak kunjung usai membuat masyarakat dipaksa untuk hidup berdampingan dengan virus tersebut. Tapi tak dapat dielakkan, tidak semua lini bisa berdamai menjalani kehidupan dengan virus ini.

Salah satunya, lini bisnis sektor properti yang kinerjanya anjlok karena minimnya pergerakan bisnis di tengah pandemi. Hasil survei Bank Indonesia menyebutkan, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) kuartal I 2020 melambat 1,68 persen, lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya yaitu 1,77 persen dan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 2,06 persen.

Untuk penjualan, tercatat penurunan yang cukup tajam pada kuartal I 2020 yaitu sebesar -43,19 persen yoy untuk properti residensial. Angka ini jauh lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya yang tumbuh meskipun hanya 1,19 persen. Adapun, penurunan terjadi di seluruh tipe rumah.

Simak artikel selengkapnya di sini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. BLT Dana Desa Naik Jadi Rp 2,7 Juta per Keluarga

Pemerintah menaikkan nilai Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT Dana Desa) dari semula Rp 1,8 juta menjadi Rp 2,7 juta per Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 50/PMK.07/2020 tentang Perubahan Kedua atas 205/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Desa.

"Sehingga total anggaran untuk BLT Dana Desa meningkat dari Rp 21,19 triliun menjadi Rp 31,79 triliun," kata Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Astera Primanto.

Di samping itu, PMK anyar ini menambah jangka waktu pemberian BLT Dana Desa dari tiga bulan menjadi enam bulan. Tiga bulan pertama bantuan dicairkan sebesar Rp 600 ribu per KPM, kemudian tiga bulan berikutnya sebesar Rp 300.000 per KPM.

Simak artikel selengkapnya di sini

 

3 dari 3 halaman

3. Sri Mulyani: Ramadan Kali Ini Sangat Berbeda

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengucapkan Selamat Hari Raya Idulfitri 1441 H melalui akun instagram pribadinya @smindrawati. Secara tulus Sri Mulyani juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Kementerian Keuangan yang terus berdedikasi melakukan tugasnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan, Ramadan kali ini sangat berbeda dengan Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Ramadan kali ini harus dilalui di tengah pandemi Corona.

Namun menurutnya dilalui dengan tidak biasa namun tetap memiliki esensi yang sama, yaitu bulan dimana umat manusia melakukan amalan dan ibadah guna mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta.

Simak artikel selengkapnya di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini