Sukses

Bank of England: Ekonomi Inggris Menuju Kondisi Terburuk dalam 300 Tahun

Gubernur Bank of England, Andrew Bailey mengaku akan melakukan berbagai langkah yang diperlukan untuk mendukung ekonomi negaranya saat ancaman virus corona berevolusi.

Liputan6.com, Jakarta Bank of England memprediksi ekonomi Inggris sedang menuju kehancuran terburuk dalam lebih dari 300 tahun akibat Virus Corona. Prediksinya ekonomi negeri Ratu Elizabeth ini bisa menyusut 14 persen pada tahun ini.

Itu akan menjadi kontraksi tahunan terbesar sejak 1706 yang tercatat sebesar penurunan 15 persen, berdasarkan estimasi terbaik data historis.

Gubernur Bank of England, Andrew Bailey mengaku akan melakukan berbagai langkah yang diperlukan untuk mendukung ekonomi negaranya saat ancaman virus corona berevolusi. Namun berhenti mengumumkan langkah-langkah stimulus baru.

Melansir laman CNN, Jumat (8/5/2020), dalam laporan yang meneliti dampak pandemi, Bank of England menyebutkan jika PDB akan terkontraksi sebesar 3 persen pada kuartal pertama tahun ini. Kemudian susut 25 persen pada kuartal kedua, mendorong perekonomian anjlok sekitar 30 persen dibandingkan akhir 2019. Pengangguran diprediksi meningkat menjadi 9 persen.

Bank sentral mengharapkan pemulihan ekonomi yang cepat pada tahun 2021, tetapi dikatakan semua itu bergantung pada langkah pembukana jaga jarak secara bertahap, dan kucuran stimulus moneter serta fiskal  yang sangat signifikan. Kemudian tergantung pada evolusi pandemi, dan bagaimana pemerintah, rumah tangga dan bisnis merespons.

Sementara Ekonom di Commerzbank mengatakan dari prediksi mereka ekonomi akan lebih buruk dengan kondisi pelambatan. Berkaca pada pengalaman sejarah menunjukkan akan banyak output hilang  yang lebih permanen, dan pengangguran yang lebih persisten.

"Kondisi saat ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam kehidupan kita dan semua peramal berjuang untuk melihat di mana ekonomi berada sekarang, tidak peduli apa yang terjadi di masa depan. Tetapi jelas bahwa beberapa bulan ke depan akan menghasilkan beberapa output kejatuhan terbesar jatuh dan mencetak rekor, " kata ekonom Commerzbank Peter Dixon.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Langkah Inggris

Inggris memiliki lebih dari 200.000 kasus virus corona yang dikonfirmasi, dan lebih dari 30.000 orang telah meninggal akibat penyakit ini.

Di tengah kondisi ini, ada spekulasi yang tersebar luas bahwa pemerintah sedang bersiap-siap untuk meringankan pembatasan sosial yang berlaku sejak akhir Maret. Meski kemudian wakil pemerintah mengatakan belum ada keputusan diambil.

"Kami belum membuat keputusan akhir tentang masalah ini," kata Sekretaris Irlandia Utara, Brandon Lewis kepada BBC.

Dia meminta warganya untuk tidak terlalu mengambil hati dengan apa yang dibaca. "Beberapa negara Eropa telah mengambil langkah tentatif untuk membuka kembali perekonomian mereka karena kawasan itu berada pada kondisi yang para pejabat UE gambarkan sebagai kejutan ekonomi terburuk sejak Depresi Hebat," jelas dia.

Komisi Eropa memperingatkan ekonomi Uni Eropa akan menyusut mencapai rekor 7,5 persen pada tahun ini,. Penurunan bisa lebih jauh di 19 negara yang menggunakan euro.

Bank of England telah mengambil beberapa langkah untuk mengatasi goncangan ekonomi yang disebabkan lockdown  selama berminggu-minggu.

Seperti memangkas suku bunga ke rekor terendah di bulan Maret dan meluncurkan program pembelian obligasi senilai £ 200 miliar (USD 248 miliar).

Pemerintah Inggris telah meluncurkan paket penyelamatan yang mencakup keringanan pajak untuk bisnis dengan total £ 30 miliar (USD 37 miliar) dan pinjaman tanpa bunga hingga 12 bulan. Pemerintah juga membayar gaji lebih dari 6 juta pekerja untuk periode tiga bulan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini