Sukses

Pasar Saham di Asia Pasifik Menanjak, Harga Minyak Drop

Pasar saham kali ini dipengaruhi investor yang fokus pada harga minyak.

Liputan6.com, Jakarta Pasar saham di Asia Pasifik menguat di tengah jadwal pertemuan antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu-sekutunya, yang semula dijadwalkan akan berlangsung hari ini namun kemudian tertunda.

Melansir laman CNBC, Senin (6/4/2020), indeks Kospi Korea Selatan melonjak 1,02 persen pada awal perdagangan, sementara indeks Kosdaq naik 1,25 persen. Di Jepang, Nikkei 225 sebagian besar mendatar sedangkan indeks Topix naik 0,1 persen.

Sementara itu, saham di Australia naik, dengan S&P/ASX 200 naik 0,65 persen. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan sedikit lebih tinggi. Sementara pasar di China ditutup pada hari Senin.

Pasar saham kali ini dipengaruhi investor yang fokus pada harga minyak setelah pertemuan antara OPEC dan sekutunya - secara kolektif disebut OPEC + - yang tertunda meningkatkan kekhawatiran bahwa pengurangan produksi mungkin menghadapi tantangan.

Harga minyak jatuh pada pagi hari di Asia, dengan patokan minyak mentah berjangka internasional Brent turun 6,57 persen menjadi USD 31,87 per barel. Minyak mentah berjangka AS juga turun 8,33 persen menjadi USD 25,98 per barel.

Pergerakan itu terjadi setelah Brent dan minyak mentah berjangka AS melonjak minggu lalu ke mingguan terbaiknya, usai Arab Saudi menyerukan pertemuan OPEC +, menandakan mungkin adanya kemajuan pada pengurangan produksi.

Tetapi ketegangan antara Arab Saudi dan Rusia meningkat pada hari Jumat, dan pertemuan itu sekarang "kemungkinan" akan diadakan pada hari Kamis, menurut sumber yang akrab dengan masalah tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Virus Corona

Pertemuan pada Maret berakhir dengan tidak ada kesepakatan setelah Rusia menolak usulan pengurangan produksi Saudi, yang telah dibuat dalam upaya menurunkan harga minyak karena wabah Virus Corona melemahkan permintaan. Ini memicu perang harga antara dua produsen tersebut.

Perkembangan pandemi virus Corona global juga terus jadi perhatian, karena kekhawatiran dampak terhadap ekonomi telah membuat pasar menjadi bergolak dalam beberapa pekan terakhir.

Secara global, lebih dari 1,2 juta orang terinfeksi, sementara setidaknya 65.711 meninggal akiba virus, menurut data yang dikumpulkan Universitas John Hopkins.

Indeks dolar AS, terhadap mata uang lainnya, terakhir berada pada posisi 100,753, usai melewati level 100 pada minggu lalu. Yen Jepang diperdagangkan pada 108,68 per dolar setelah melemah dari level di bawah 107,4 minggu lalu. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini