Sukses

Mudik Colongan Bisa Bikin Rupiah Tembus 20.000 per Dolar AS

Pemerintah pusat dan daerah memang perlu berkoordinasi bersama-sama agar penyebaran virus Corona tidak semakin melebar ke berbagai daerah.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah memaparkan berbagai skenario yang bisa menimpa perekonomian nasional akibat wabah virus Corona Covid-19. Di antaranya pertumbuhan ekonomi yang mengalami kontraksi hingga 0,4 persen, serta nilai tukar rupiah yang mencapai 20.000 per dolar Amerika Serikat (AS).

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) merancang skenario buruk tersebut gara-gara adanya aksi mudik colongan yang dilakukan warga Jakarta ke berbagai daerah.

"Kita dengar minggu lalu terjadi pergerakan manusia dari Jakarta ke Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, bahkan juga ke beberapa daerah di luar Jakarta. Kalau what if ini terjadi maka wabah penyebaran Corona Covid-19 akan meluas," jelasnya dalam sesi teleconference, Kamis (2/4/2020).

Menyikapi hal tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebutnya telah berkoordinasi dengan sejumlah gubernur guna mengantisipasi terjadinya pergerakan manusia yang lebih besar jelang Lebaran 2020 nanti.

Perry mengutarakan, pemerintah pusat dan daerah memang perlu berkoordinasi bersama-sama agar penyebaran virus Corona tidak semakin melebar ke berbagai daerah, yang kemudian akan semakin melemahkan perekonomian nasional.

"Kalau penyebaran terus meluas, tidak dilakukan langkah bersama, dampaknya terhadap masyarakat akan lebih buruk. Kasus Corona Covid-19 dan kematian akibat Covid-19 akan lebih banyak, aspek kemanusiaan akan lebih buruk kalau tidak melakukan langkah bersama," ungkapnya.

Dalam konteks ini, ia menambahkan, perlu adanya biaya tambahan untuk beberapa hal, seperti di biang kesehatan, jaminan sosial, hingga untuk pemulihan ekonomi termasuk bagi sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sehingga munculah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020.

"Tentu saja butuh kemampuan pembiayaan, perlu ada tambahan anggaran. Itulah yang kemudian Undang-Undang yang ada membatasi kemampuan pemerintah, tidak hanya relokasi anggaran, tapi menambah anggaran," pungkas dia.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mudik Boleh Asal Tak Bawa Virus Corona

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) menyatakan bahwa pemerintah tidak akan melarang masyarakat untuk melakukan mudik.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenkomarves Ridwan Djamaluddin menyatakan, pemerintah akan mengendalikan arus mudik supaya tidak membuat penularan virus Corona semakin parah.

"Jadi arahnya tidak akan keras melarang, tapi akan dikendalikan supaya saat mereka pulang kampung mereka tidak membahayakan orang-orang di kampungnya," kata Djamaluddin saat konferensi pers virtual, Kamis (2/4/2020).

Adapun, pengendalian arus masyarakat yang pulang kampung atau mudik dilakukan untuk memastikan mereka tiba di kampungnya dalam keadaan "bersih" dan tidak membawa virus Corona.

Dalam implementasinya prinsip jaga jarak secara disiplin akan diupayakan secara tepat.

"Jadi apakah nanti diatur agar bus tidak penuh sesak, kereta, jalanan juga lancar supaya tidak ada penumpukan. Itu masih akan dibahas detailnya nanti," katanya.

Lebih lanjut, pemerintah juga sudah memikirkan skema-skema pengamanan sosial seperti insentif untuk orang-orang yang akan tinggal di Jakarta atau tak mudik berupa kebutuhan pokok dan lainnya.

"Ini sudah dibicarakan pak Mensos, jadi nanti yang tetap tinggal di Jakarta akan mendapatkan insentif berupa kebutuhan pokok dan lainnya supaya tidak mudik," ujar Djamaluddin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.