Sukses

Puluhan Ribu Pekerja Maskapai Penerbangan Terancam Menganggur Akibat Corona

Beberapa maskapai penerbangan melakukan pemotongan tenaga kerja untuk sementara

Liputan6.com, Jakarta Jumlah penumpang pesawat menurun drastis di seluruh dunia, imbas wabah Virus Corona atau Covid-19. Dampak lanjutan dari ini, mengancam pekerjaan puluhan ribu pekerja maskapai penerbangan meski untuk sementara waktu.

Melansir laman CNN, Senin (9/3/2020), beberapa maskapai diketahui sudah mengambil langkah antisipasi, berkaitan pekerja, antara lain meminta karyawan untuk mengambil liburan dengan gaji yang dipangkas atau mengambil cuti tidak dibayar. Sejauh ini, pemutusan hubungan kerja karyawan maskapai memang belum permanen.

Tetapi beberapa perusahaan penerbangan telah menunda perekrutan karyawan baru, yang dapat melukai kemampuan maskapai untuk mengisi posisi pekerjaan yang dibutuhkan usai krisis berlalu.

"Setiap maskapai harus melakukan hal seperti ini. Itu hanya perencanaan yang bagus dan solid," ujar Konsultan Maskapai Penerbangan Michael Boyd. 

Cathay Pacific, yang berbasis di Hong Kong, adalah contoh paling ekstrem yang rute penerbangannya berkurang sebesar 40 persen. Perusahaan pun meminta 33.000 karyawan secara sukarela mendaftar untuk cuti yang belum dibayar selama tiga minggu sebelum akhir Juni.

Cathay tak hanya terimbas Virus Corona, tetapi juga aksi protes yang berlarut-larut di Hong Kong sejak tahun lalu.

"Menjaga arus kas adalah kunci untuk melindungi bisnis kami," kata Cathay dalam sebuah pernyataan pada bulan lalu.

 

Tonton Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

2,95 Juta Karyawan

Maskapai Lufthansa, juga mengumumkan penurunan 50 persen kapasitas penumpang dalam beberapa minggu mendatang. Perusahaan saat ini sedang berbicara dengan serikat pekerja tentang cara untuk menghindari PHK termasuk pengurangan jam bagi staf. Diketahui, sudah ada karyawan yang mengambil cuti tanpa bayaran.

Maskapai Emirates yang berbasis di Dubai, turut meminta karyawan untuk mengambil cuti. Perusahaan ingin melindungi tenaga kerjanya dan membatasi dampak wabah, tetapi akan memungkinkan karyawan untuk mengambil "cuti sukarela tanpa bayaran" hingga satu bulan pada suatu waktu.

Awal pekan ini, United Airlines (UAL) dan JetBlue (JBLU) mengumumkan pemangkasan jadwal terbang karena permintaan yang turun. kedua maskapai ini ikut menyatakan akan menyesuaikan jumlah pekerja.

United, yang memotong rute penerbangan luar negeri sebesar 20 persen dan penerbangan domestik dan Kanada sebesar 10 persen. Perusahaan membolehkan karyawan meminta cuti sukarela yang tidak dibayar atau mengurangi jadwal, serta menunda perekrutan pekerja.

Ada 2,95 juta karyawan maskapai di seluruh dunia, menurut  Asosiasi Transportasi Udara Internasional. Jadi, penurunan 5 persen akan mengakibatkan sekitar 150 ribu orang kehilangan pekerjaan di seluruh dunia

Reporter : Tiara Sekarini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.