Sukses

Diwarnai Aksi Ambil Untung, Harga Emas Tergelincir 1 Persen

Harga emas turun lebih dari 1 persen pada hari Selasa.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun lebih dari 1 persen pada hari Selasa karena reli logam mulai yang mencapai titik tertinggi 7 tahun terakhir mendorong aksi ambil untung. Hal ini terjadi meski kekhawatiran tentang coronavirus membuat investor cemas tentang nasib ekonomi global.

Dilansir dari CNBC, Rabu (26/2/2020), harga emas di pasar spot tergelincir sekitar 1 persen menjadi USD 1,644.40 per ounce. Harga emas berjangka AS ditutup turun 1,6 persen pada USD 1,650.

Pada hari Senin, logam melonjak sebanyak 2,8 persen menjadi USD 1,688.66, tertinggi sejak Januari 2013.

"Langkah hari ini hanyalah sebuah terobosan di tengah tren kenaikan," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Dia menambahkan, investor membukukan keuntungan setelah kenaikan dramatis pada hari Senin.

“Pilar dukungan untuk emas tetap pada tingkat suk bunga rendah oleh bank sentral utama. Dana telah mendiversifikasi keuntungan dari portofolio ekuitas harga emas," tambah dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengaruh Virus Corona

China memiliki 508 kasus baru terjangkit virus corona yang dikonfirmasi, naik dari 409 pada 23 Februari. Sehingga total kasus yang dikonfirmasi menjadi 77.658.

Penyebaran cepat virus di luar China telah meningkatkan kekhawatiran atas dampaknya terhadap ekonomi global. Hal ini mendorong beberapa spekulan bahwa Federal Reserve akan ditekan untuk memangkas suku bunga.

"Pasar sudah pasti dalam proses penetapan harga pemotongan suku bunga tambahan di AS, di mana spekulasi tentang pemotongan Maret telah mulai menarik perhatian," kata analis Saxo Bank, Ole Hansen.

Namun, dolar bisa menguat lebih jauh yang memperlambat pendekatan emas. "Tetapi bank-bank sentral utama pasti berusaha melakukan apa yang mereka bisa untuk mendukung ekonomi," lanjutnya.

Negara-negara di seluruh dunia meningkatkan upaya untuk menghentikan pandemi virus yang muncul di China dan menyebar di Eropa dan Timur Tengah.

"Dengan virus menyebar ke wilayah lain, dan jika China mengalami masalah lagi dan hambatan pada pertumbuhan berlanjut hingga April, emas bisa bergerak ke USD 1.650-1.700 per ons," tulis analis UBS dalam sebuah catatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.