Sukses

Jokowi Belum Puas dengan Angka Inklusi Keuangan Indonesia

Angka literasi keuangan Indoensia pada 2019 menjadi 38,03 persen

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) siang ini mengadakan rapat terbatas (ratas) mengenai strategi nasional di sektor keuangan. Beberapa hal yang menjadi sorotan Jokowi adalah soal angka literasi dan inklusi keuangan Indonesia pada 2019.

Dari catatan yang disampaikannya, angka literasi keuangan Indoensia pada 2019 menjadi 38,03 persen. Angka ini meningkat jika dibandingkan 2016 yang saat itu 29,7 persen.

Sementara untuk angka inklusi keuangan, Jokowi mencatat pada 2016 angkanya 67,8 persen, sedangkan pada 2019 sudah menjadi 76,19 persen.

"Saya ingin bandingkan, inklusi keuangan di negara lain. Di Asean saja, Singapura sampai 98 persen, kita masih di angka 70 persen, Malaysia 85 persen, Thailand 82 persen. Kita masih di bawah mereka sedikit," tegas Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (28/1/2020).

Untuk memicu hal itu, Jokowi memberikan perintah kepada seluruh pemangku kepentingan untuk, pertama, memprioritaskan perluasan dan kemudahan akses layanan keuangan formal di seluruh lapisan masyarakat.

Selain itu, Jokowi juga ingin lembaga keuangan mikro terus diperluas dan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang tidak terjangkau oleh layanan perbankan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Kedua, mengembangkan layanan internet dan memanfaatkannya semaksimal mungkin. Hal ini juga didukung oleh penetrasi pengguna internet relatif tinggi yang mencapai 64,8 persen atau kurang lebih 170 juta orang dari total penduduk Indonesia.

"Fintech, digitalisasi keuangan bisa jadi alternatif pembiayaan mudah dan cepat dan tercatat outstanding pinjaman kredit fintech mencapai Rp 12,18 triliun atau meningkat 141 persen di November 2019," tegas Jokowi.

Sementara yang ke tiga yaitu perluasan akses layanan keuangan formal.

"Yaitu pendalaman sektor jasa keuangan dengan menggali potensi jasa keuangan nonbank, asuransi, pasar modal, dana pensiun. Manfaatkan uang-uang yang ada, sehingga ekonomi nasional dapat tertolong pendanaan dari investor-investor domestik," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.