Sukses

Serikat Pekerja Pertamina Tolak Ahok, Ini Tanggapan Menko Luhut

Menko Luhut menganggap penolakan Serikat Pekerja Pertamina soal Ahok sedikit berlebihan

Liputan6.com, Jakarta - Serikat pekerja Pertamina yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menolak bila Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi bos PT Pertamina (Persero).

Hal ini mendapatkan tanggapan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

"Emang dia siapa," kata dia, saat ditemui, di Kantornya, Jakarta, Senin (18/11).

Menurut dia, masuknya Ahok ke dalam jajaran BUMN semestinya tidak perlu dipermasalahkan. Mengingat mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut memiliki kinerja baik.

"Kenapa masalah. Kalau orang baik jadi kan itu saya lihat ada komentar-komentar menentang Ahok," ujarnya.

Selain Ahok, mantan Wakil Ketua KPK Chandra Hamzah juga dipanggil Menteri BUMN Erick Thohir. Laiknya Ahok, Chandra Hamzah juga ditawari menjadi direksi di salah satu BUMN.

Terkait kabar tersebut masih enggan berkomentar. "Gimana saya komentar, saya gak tahu," ujar dia.

Terkait tugas lama Chandra sebagai Wakil Ketua KPK, Luhut tidak pun tidak mempermasalahkannya. "Kan kami semua KPK terlibat sekarang di tempat kami ini, mau investasi kan supaya pencegahan," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tolak Ahok, Serikat Pekerja Diminta Pisahkan Urusan Bisnis dan Politik

Penolakan serikat pekerja Pertamina terhadap Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) hangat diberitakan. Hal ini lantaran serikat pekerja menolak secara terang-terangan terhadap Ahok.

Menanggapi hal tersebut, Staf Khusus BUMN Arya Sinulingga meminta serikat pekerja untuk tidak terburu-buru menilai Ahok.

"Serikat pekerja gini, saya sih clear ini kan bisnis. Jangan bawa politik lah ke urusan bisnis jadi kita minta kita harapkan teman-teman serikat pekerja lihat dulu Pak Ahok masuk di mana, lihat dulu pekerjaannya," ujar dia di Jakarta, Senin (18/11/2019).

Selain itu dia juga meminta serikat pekerja memcampur adukan masuknya Ahok ke BUMN ke dalam ranah politik.

"Dan kan yang namanya korporat terukur lah keberhasilannya dan sangat gampang kalau korporat untung enggak ini rugi atau enggak kelihatan angka-angkanya kalau korporat. Jadi saya pesan teman-teman pekerja jangan bermain politik. Apakah mereka mau urusan politik masuk dalam urusan bisnis mereka," jelas dia.

 

3 dari 3 halaman

Diminta Lebih Profesional

Arya juga meminta agar serikat pekerja melihat persoalan masuknya Ahok ke BUMN dari sisi profesional.

"Mereka siap gak, apakah nanti siap urusan politik dibawa-bawa ke urusan personal. Mereka saja enggak mau kok, di satu sisi mereka ngomong profesional tapi ketika ngomong yang lain mereka masuk politik. Jangan lah. Ayolah karyawan serikat pekerja Pertamina, tapi kan juga banyak banget ya," tandas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.