Sukses

Indonesia Mulai Ekspor Produk Polyethyelene di 2020

Industri petrokimia Indonesia mulai membuka pasar ekspor setelah rampungnya peningkatan kapasitas pabrik produk Polyethylene (PE) di dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Mulai tahun ini, industri petrokimia Indonesia membuka pasar ekspor setelah rampungnya peningkatan kapasitas pabrik produk Polyethylene (PE) di dalam negeri.

Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) mencatat bahwa total produksi PE dalam negeri pada akhir 2019 mencapai 1.186.000 ton per tahun yang berasal dari Chandra Asri dan Lotte Titan.

“Produksi PE dalam negeri kali ini dapat memenuhi permintaan domestik, sehingga kita dapat membantu mengurangi beban impor dan defisit neraca berjalan,” ujar Direktur Bidang Olefin dan Aromatik Inaplas Edi Rivai dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (1/4/2020)

“Tidak hanya itu saja, produksi PE dalam negeri kali ini juga mengalami surplus yang sedang kita upayakan untuk diekspor,” tambahnya.

Akibat dari kurangnya pasokan produk PE dalam negeri di tahun-tahun sebelumnya, Indonesia mengimpor produk PE dari berbagai negara seperti negara ASEAN dan Korea.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, total pemintaan produk PE dalam negeri mencapai 1.005.000 ton per tahun. Sebelumnya, Indonesia merupakan negara net impor produk PE.

Namun dengan rampungnya ekspansi pabrik PE milik Chandra Asri pada kuartal empat 2019 yang bertambah sebesar 400 ribu ton per tahun menjadi 736 ribu ton per tahun dan dengan produksi full capacity milik Lotte Titan sebesar 450 ribu ton per tahun maka Indonesia kini dapat memenuhi kebutuhan PE dalam negeri secara maksimal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kurangi Ketergantungan Impor

Selain itu, Chandra Asri kini telah mampu memproduksi polimer jenis metallocene Linear Low Density Polyethylene (m-LLDPE), jenis yang sebelumnya hanya bergantung pada barang impor.

“Kami tentu berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas dukungannya dalam menciptakan industri petrokimia yang berdikari. Berbagai insentif seperti tax holiday pada sektor strategis telah sukses memperkuat industri kita,” tambah Edi Rivai.

Industri petrokimia Indonesia merupakan tulang punggung dari berbagai industri hilir seperti industri makanan dan minuman, otomotif, transportasi, ban, dan lain sebagainya.

Khusus untuk produk PE di Indonesia, aplikasinya adalah dalam bentuk kemasan makanan minuman, tangki air, terpal plastik, drum penyimpanan produk kimia, jerigen minyak goreng, pipa air minum bertekanan tinggi, pipa fiber optik, serta kabel XLPE tegangan rendah untuk PLN.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini