Sukses

Harga Saham Terlalu Mahal, Unilever Berencana Stock Split

Unilever Indonesia menilai bahwa saat ini harga saham UNVR cukup tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan rencana untuk melakukan perubahan nilai nominal saham (stock split). Unilever Indonesia menilai aksi korporasi ini akan membuat saham UNVR menjadi lebih terjangkau oleh investor retail kebanyakan.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso menjelaskan, Unilever Indonesia menilai bahwa saat ini harga saham UNVR cukup tinggi. Misalnya pada Jumat kemarin ditutup di angka Rp. 47.000.

Oleh sebab itu, Unilever Indonesiamerasa perlu melakukan aksi korporasi untuk melakukan perubahan nilai nominal saham (stock split).

"Kami berharap dengan adanya stock split ini harga saham UNVR akan menjadi lebih terjangkau oleh investor ritel kebanyakan," jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (30/9/2019).

Selain itu, stock split ini juga diharapkan akan mendukung pertumbuhan bursa efek Indonesia karena adanya peningkatan likuiditas perdagangan saham UNVR.

Unilever Indonesiaakan menyampaikan usulan mengenai perubahan nilai nominal saham (stock split) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang waktu pelaksanaannya akan diumumkan lebih lanjut.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perubahan Direksi

Selain menyampaikan usulan perubahan nominal saham (stock split), dalam RUPSLB mendatang juga akan disampaikan usulan perubahan direksi Perseroan.

Perseroan telah menerima surat pengunduran diri dari Amparo Cheung Aswin selaku Direktur Perseroan yang akan berlaku efektif terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2019 dan akan akan mengusulkan pengangkatan Rizki Raksanugraha sebagai Direktur Perseroan menggantikan Amparo.

Rizky Raksanugraha sebelumnya merupakan Direktur Operasional Danone Indonesia. Rizky memiliki pengalaman lebih dari 27 tahun dibidang Supply Chain baik itu di Indonesia maupun negara lainnya seperti Thailand, dan beberapa negara di Timur Tengah, Eropa dan juga China.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.