Sukses

Saham Bank Danamon Anjlok, Ini Imbasnya terhadap MUFG

Saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN) kian terpuruk sepanjang tahun berjalan 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN) kian terpuruk usai aksi korporasi akuisisi saham oleh Mitsubishi UF Financial Group (MUFJ), perusahaan bank besar asal Jepang pada April 2019. Penurunan ini juga usai saham Bank Danamon dikeluarkan dari indeks global MSCI.

Berdasarkan data RTI,seperti ditulis Kamis (13/6/2019), saham Bank Danamon turun 49,46 persen ke posisi Rp 4.700 per saham pada periode 1 April-12 Juni 2019. Saham Bank Danamon sempat berada di level tertinggi Rp 10.000 per saham dan terendah Rp 4.620 per saham.

Total volume perdagangan saham sekitar 5,67 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 52,4 triliun. Total frekuensi perdagangan saham 128.450 kali.

Sepanjang Mei 2019, saham Bank Danamon anjlok 47,68 persen ke posisi Rp 4.630 per saham. Saham Bank Danamon sempat berada di level tertinggi 8.900 dan terendah 4.630 per saham. Nilai transaksi Rp 2,4 triliun dengan total frekuensi 91.345 kali.

Bila melihat pergerakan saham Bank Danamon sepanjang tahun 2019, saham Bank Danamon turun 38,16 persen ke posisi 4.700 per saham. Total volume perdagangan saham 6,36 miliar saham. Nilai transaksi Rp 58,6 triliun dengan total frekuensi 220.496 kali.

Koreksi saham Bank Danamon ini dinilai mempengaruhi kinerja MUFG. Bank terbesar asal Jepang ini hadapi risiko penurunan miliaran dolar AS karena harga saham Bank Danamon yang anjlok dalam beberapa pekan terakhir.

Mengutip laman Nikkei, biaya penurunan nilai dapat mencapai sekitar 300 miliar yen atau USD 2,76 miliar atau sekitar Rp 39,37 triliun (asumsi kurs Rp 14.267 per dolar AS). Hal ini akan mengancam MUFG alami rugi pada kuartal April-Juni pertama kali sejak grup ini terbentuk pada 2005.

Pada April 2019, MUFG meningkatkan investasi di Bank Danamon menjadi 94 persen. Hal ini membuat Bank Danamon menjadi anak perusahaan MUFG. Dana investasi MUFG di Bank Danamon menjadi 680 miliar yen, dan menjadi pembelian perusahaan di luar negeri terbesar oleh bank dari Jepang.

Meski demikian, saham Bank Danamon anjlok usai pembelian saham selesai pada 29 April 2019. Saham Bank Danamon turun dari Rp 8.850 pada 30 April 2019 menjadi Rp 5.400 pada 7 Mei 2019. Pada perdagangan 12 Juni 2019, saham Bank Danamon turun tipis 0,21 persen ke posisi Rp 4.700 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Imbas Saham Bank Danamon Dikeluarkan dari Indeks MSCI

Anjloknya saham Bank Danamon ini setelah Bank Danamon dikeluarkan indeks saham MSCI. Penghapusan saham Bank Danamon dari indeks MSCI membuat kemungkinan penurunan pembelian oleh investor asing melalui reksa dana indeks. Hal tersebut memicu aksi jual.

Likuiditas saham Bank Danamon juga menjadi rendah setelah pembelian oleh MUFG. Sisa saham beredar tinggal enam persen di pasar.

MUFG dinilai perlu kembali menilai goodwill dari transaksi yang dibayarkan atas nilai buku Bank Danamon jika saham diperdagangkan di bawah sekitar Rp 4.700 pada 30 Juni. Goodwill adalah kelebihan harga beli di atas harga pasar dari sebuah perusahaan yang dibeli.

Pada tingkat harga saat ini, biaya penurunan nilai akan mencapai 200 miliar yen-300 miliar yen. Adapun pada kuartal April-Juni 2018, grup MUFG membukukan laba bersih 315 miliar yen. MUFG pun tidak berencana mengubah strategi luar negerinya yang mencakup unit Indonesia.

"Sekarang kami menjadikan Danamon sebagai anak perusahaan, kami telah mengembangkan jaringan bank komersial di Asia," ujar CEO MUFG, Kanetsugu Mike.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.