Sukses

Pengamat Ingin Debat Capres Tak Hanya Bahas Harga Cabai

Debat pemilihan presiden (Pilpres) 2019 akan memasuki babak terakhir pada Sabtu, 13 April 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Debat pemilihan presiden (Pilpres)atau Debat Pilpres 2019 akan memasuki babak terakhir pada Sabtu, 13 April 2019.

Topik yang akan diangkat dalam debat pamungkas tersebut adalah ekonomi, kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, serta industri. 

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah menginginkan, debat pilpres mendatang tidak hanya membicarakan masalah harga bahan pokok seperti cabai.

Menurut dia, dalam debat-debat sebelumnya kedua pasangan calon tidak fokus pada masalah yang saat ini dihadapi Indonesia. 

"Kondisi ini menjelang debat capres, isu ekonomi selalu dibahas parsial. Isunya yang diangkat yang kecil, persoalan cabai. Bukan persoalan inti di level pilpres, tidak fokus pada solusi. Satu sibuk mengkritik, satu sibuk menyampaikan apa yang sudah dicapai," ujar Piter di Hongkong Cafe, Jakarta, Selasa (9/4/2019).

Padahal, lanjut Piter, Indonesia saat ini memiliki masalah di sektor fiskal, energi dan kesejahteraan yang belum disampaikan secara tuntas oleh kedua pasangan. Kedua pasangan juga belum memiliki solusi konkret untuk masalah ini. 

"Tidak menceritakan masalah kita apa dan solusinya. Padahal yang dibutuhkan persoalan kita apa. Kita ada masalah di listrik, fiskal, kesejahteraan. Artinya kita punya masalah ini yang tidak tergali. Tidak tergali di 4 debat. Yang dikatakan parsial dan tidak fokus," ujar dia.

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Suku Bunga dan Defisit Transaksi Berjalan

Sementara itu dari sektor keuangan, Pieter menginginkan, kedua pasangan calon mengulas mengenai masalah utama yang menjadi keluhan berbagai pihak selama bertahun-tahun. Masalah tersebut antara lain suku bunga tinggi dan defisit transaksi berjalan (CAD).

"Saya ingin dengar nanti di pilpres adalah masalah utama, masalah yang benar-benar pokok, holistik dan terintegrasi. Di keuangan menjadi penghambat ekonomi, suku bunga tinggi yang menyebabkan high cost. Di Asean kita sangat tinggi," kata dia.

"Struktur ekonomi lemah terlihat dari CAD kita defisit. Ini yang tidak pernah dikerjakan rezim sebelumnya. Bagaimana menyelesaikan ini. Kalau ini bisa diselesaikan banyak persoalan yang kita selesaikan," ia menambahkan. 

 

3 dari 3 halaman

Jelang Debat Capres Terakhir, Ini Harapan Pengusaha

Sebelumnya, debat pilpres 2019 akan memasuki babak terakhir pada Sabtu 13 April 2019. Topik yang akan diangkat adalah ekonomi, kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, serta industri. 

Para pengusaha pun siap memantau jalannya debat untuk mendengar visi dan misi kedua calon. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menyebut para pengusaha akan memerhatikan segala isu ekonomi yang disampaikan mulai dari pengembangan industri, infrastruktur, pajak dan masalah makro sampai mikro.

Ketika ditanya mengenai pekerjaan rumah pemerintah, Shinta membahas sejumlah reformasi pada regulasi dan perizinan. Ia mengapresiasi adanya reformasi tersebut dan berharap penegakan di lapangan akan digencarkan.

"Tentu saja setiap kali dalam segi perbaikan pasti masih ada segi implementasi yang menjadi perhatian. Saya rasa itu sudah disampaikan dunia usaha. Perbaikan itu masih terus berlanjut, jadi enggak mungkin selesai dalam waktu singkat, perlu waktu," ucapnya pada Liputan6.com.

Shinta juga menanggapi positif pembangunan dan pemerataan infrastruktur yang dibangun pemerintah. Ia berharap setelah gencarnya dilakukan pembangunan akan ada perhatian pada sumber daya manusia. "Jadi dari segi soft infrasructure, ke depannya human capital developmentagar jadi fokus pemerintah yang akan datang," ucapnya. 

Sementara, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Industri, Johnny Darmawan, berkata perekonomian tetap berjalan seperti biasa meski mendekati debat pilpres terakhir.

Ketika ditanya mengenai PR pemerintah saat ini, ia menyebut untuk melihat aktivitas ekonomi serta pemerintahan yang masih berjalan rutin. "Laporan ekspor masih jalan," ujarnya. "Kampanye ya kampanye, berjalan saja. Kalau menurut saya enggak ada yang aneh, berjalan rutin saja." ujarnya.

Ia pun berharap kedua calon bisa menyampaikan visi dengan cara yang positif di panggung debat pilpres. "Menampilkan visi misi, bukan saling menjatuhkan," ucapnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.