Sukses

Strategi Sri Mulyani Dorong BUMN Menangkan Proyek di Luar Negeri

Proyek di luar negeri menjadi salah satu jurus ampuh untuk menekan defisit neraca perdagangan.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menginginkan semakin banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat menggarap proyek di luar negeri. Pemerintah pun sudah menyiapkan lembaga yang dapat membantu pembiayaan bagi BUMN agar mampu bersaing dengan perusahaan dari berbagai negara.

Adapun lembaga tersebut adalah Eximbank Indonesia. Eximbank Indonesia atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) seperti diketahui baru saja memberikan pembiayaan kepada PT Wijaya Karya sebesar Rp 187,7 miliar untuk menggarap pembangunan rumah subsidi di Aljazair.

"Saya harap perusahaan di Indonesia makin meningkatkan kemampuan untuk hadir di pasar internasional. Dan kita akan mendukungnya," ujar Sri Mulyani di Kantor Eximbank Indonesia, Jakarta, Rabu (27/3/2019).

"Ini juga salah satu bentuk pelaksanaan yg disebut national interest account (NIA). Suatu misi untuk melakukan peningkatan kapasitas dari perekonomian dan industri kita untuk bisa tembus pasar internasional melalui dukungan penuh dari LPEI, baik sektor manufaktur maupun jasa," sambungnya.

Sri Mulyani mengatakan, porsi penggerjaan proyek di luar negeri menjadi salah satu jurus ampuh untuk menekan defisit neraca perdagangan. Hal tersebut seperti yang telah dilakukan BUMN dengan Aljazair.

"Terutama dengan aljazair yang di mana kita memiliki neraca pembayaran yang negatif. Neraca perdagangan, karena aljazair adalah negara pengekspor minyak dan gas termasuk yang cukup penting di dunia. Kita mengimpor dari aljazair, sehingga dengan adanya kegiatan ekspor jasa termasuk konstruksi ini akan bisa kurangi defisit transaksi perdagangan antara Indonesia dengan Aljazair," paparnya.

Lebih lanjut, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, banyak BUMN yang memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar global. Tidak hanya dari kontruksi, Indonesia juga sudah bersaing di pasar internasional melalui ekspor berbagai komoditas.

"Selain kontraktor kita juga memiliki banyak komoditas ekspor yang lain, yang sekarang sedang terus kita gerakkan dan giatkan. Seperti kemarin Dirgantara Indonesia sudah mulai melalukan ekspor ke Senegal, ekspor Inka gerbong kereta api ke Bangladesh, dan juga komoditas tradisional yang ada di indonesia. Saya harap juga LPEI merupakan instrumen yang bisa digunakan untuk makin mendiversifikasi ekspor Indonesia," tandasnya.

 

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Cerita Sri Mulyani Wika Kalahkan Turki Garap Proyek Rumah Subsidi di Aljazair

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Eximbank Indonesia memberikan pembiayaan kepada PT Wijaya Karya sebesar Rp 187,7 miliar dalam rangka pembangunan 3.950 unit rumah bersubsidi di Aljazair. Pembiayaan ini dilakukan melalui Kredit Modal Kerja Ekspor (KMKE).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bercerita mengenai proses pemenangan tender pembangunan rumah subsidi tersebut. Dia mengatakan, untuk mendapat proyek tersebut Wijaya Karya sebagai salah satu BUMN Indonesia bersaing ketat dengan perusahaan asal Turki.

"Di Aljazair ini mereka memenangkan bidding, mengalahkan kontraktor dari Turki, merupakan suatu prestasi yang cukup baik," ujar Sri Mulyani usai menyaksikan penandatangan pembiayaan proyek oleh Eximbank untuk Wijaya Karya di Kantor Pusat Eximbank, Jakarta, Rabu (27/3/2019).

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah melalui Eximbank akan terus berupaya memberikan pembiayaan kepada perusahaan milik negara agar dapat menggarap berbagai proyek di luar negeri. Pasar non tradisional berbagai negara, menurutnya, masih memiliki potensi cukup besar.

"Untuk sektor manufaktur, seperti kita ketahui negara yang dituju Afrika, Asia Selatan maupun Timur Tengah merupakan non tradisional market yang masih tumbuh tinggi. Kita lihat pertumbuhan eko di negara Asia Selatan seperti India, Banglades itu cukup tinggi," jelasnya.

"Dan afrika juga merupakan region yang diperkirakan akan terus menjadi continent yang akan makin berkembang, sehingga kalau kita bisa masuk di pasar itu pada awal akan bisa juga berikan positioning bagi perusahaan Indonesia untuk bisa menempatkan posisi yang kompetitif di benua tersebut," tandasnya.

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.