Sukses

Top 3: Kesalahan Atur Uang yang Sering Dilakukan Wanita

Simak rangkuman 3 berita paling dicari.

Liputan6.com, Jakarta Wanita kerap dipercaya mengelola keuangan dibandingkan kaum pria. Namun ternyata ada hal atau kesalahan yang kerap dilakukan kaum wanita terkait pengelolaan keuangan.

Kesalahan ini yang membuat wanita kerap tak memiliki keuangan yang baik. Salah satunya terkait dengan rencana investasi.

Ingin tahu lebih lengkapnya, simak rangkuman 3 berita paling dicari, Senin (4/2/2019): 

1. Kesalahan Atur Uang yang Sering Dilakukan Wanita

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Institute for Woman’s Policy Research, kesenjangan upah terhadap wanita mencapai angka 20 persen. Hal ini berarti pria lebih banyak mendapatkan upah tinggi dibanding wanita.

Bila hal ini terus terjadi, kesenjangan upah ini tidak bisa diatasi lagi hingga 40 tahun yang akan datang.

Meskipun begitu, keinginan wanita untuk berinvestasi lebih kecil, bahkan sangat kecil, daripada pria. Hanya 29 persen wanita saja yang menginvestasikan harta mereka.

Berita selengkapnya

2. Senator AS Ini Usul Pengenaan Pajak Buat Miliarder, Berapa Besarnya?

Ada pepatah mengatakan, hanya ada dua kepastian dalam hidup ini yaitu kematian dan pajak. Dalam kepemimpinan Senator AS Bernie Sanders, pajak bagi miliarder adalah hal yang paling berat dibandingkan dengan kematian.

Bernie Sanders mengajukan sistem pajak khusus miliarder, dimana seorang dengan kekayaan lebih dari USD 3,5 juta atau kurang lebih Rp 48 miliar (estimasi kurs Rp 13.945) harus membayar pajak 45 persen hingga 77 persen dari kekayaan yang ia miliki.

“Pajak yang kita rancang hanya diterapkan untuk 0,2 perse orang-orang terkaya di Amerika Serikat,” ujarnya dalam akun Twitternya, seperti dikutip dari CNBC, Minggu (3/2/109).

Berita selengkapnya

3. PLN Bakal Bagi Pelanggan Jadi 2 Golongan, Konsumsi Listrik Jadi Boros?

PT PLN (Persero) tengah menggodok rencana penyederhanaan golongan pelanggan rumah tangga, sehingga nantinya hanya tinggal ada dua saja yaitu subsidi dan non-subsidi.

Jika kebijakan tersebut digunakan, apakah akan berdampak ke pemakaian listrik menjadi lebih boros?

Pengamat Ketenagalistrikan dari Universitas Indonesia Iwa Garniwa memandang, penggunaan listrik dipengaruhi oleh kondisi ‎perekonomian dan daya beli masyarakat.

"Menurut saya konsumsi itu tergantung terhadap ekonomi kemampuan daya beli," kata Iwa, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, ‎Sabtu (2/2/2019).

Berita selengkapnya

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini