Sukses

3 Menteri yang Bakal Jadi Penentu Ekonomi RI ke Depan

Dalam 4 tahun terakhir, ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran 5 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, mengatakan bahwa ekonomi Indonesia sangat ditentukan oleh siapa yang akan mengisi posisi menteri di sektor ekonomi.

Pasca pemilihan presiden 2019 mendatang, posisi Menteri Keuangan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian hingga Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas akan menentukan nasip lima tahun ke depan.

"Pasca Pilpres selesai 2019, dan selesai bulan April, Yang paling penting adalah di November siapa yang akan menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Kepala Bappenas," kata Bhima, dalam acara diskusi Forum Tebet, Ekonomi Indonesia Pasca Pemilu Presiden 2019, di Jakarta, Senin (28/1/2019).

Bhima mengatakan, evaluasi selama empat tahun terakhir Pemerintahan Jokowi-JK, ekonomi Indonesia hanya tumbuh stagnan di kisaran 5 persen. Menurutnya, ini menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat menurun.

"Hal itu yang membuat ritel kemudian berguguran. Jadi kalau ada yang bilang ritel karena e-commerce iya, tapi memang juga terjadi perlambatan konsumsi rumah tangga," katanya.

Dia menekankan, siapapun yang terpilih menjadi presiden mendatang pembangunan infrastruktur tetap harus dilanjutkan dengan memerhatikan kesehatan fiskal. "Kesimpulannya, Presiden terpilih pasti sibuk satu tahun dua tahun (di ekonomi) kemudian tahun ketiga tahun ke empat baru fokus reformasi struktural," pungkasnya

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kepala BKPM: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pelan tapi Pasti

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong memprediksi ekonomi Indonesia dapat bertumbuh secara pelan tapi pasti serta berlipat ganda setiap 14 tahun.
 
Hal itu diungkapkannya saat menjadi bagian dari beberapa diskusi dalam World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2019 di Davos, Swiss, 22-25 Januari 2019.
 
Seperti pada 2017, ia menyebutkan, ekonom Indonesia tumbuh 5,07 persen dan mencapai USD 1 yriliun, mencapai tonggak sejarah baru untuk bergabung dengan the Trillion-Dollar-Club, yang hanya bisa diraih 16 negara. "Hal ini merupakan salah satu momen bersejarah ekonomi bangsa di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi," ujar dia dalam keterangan resmi, Minggu (27/1/2019).
 
Menurut Thomas, sebagai pasar yang baru muncul, Indonesia masih rentan terhadap pergeseran sentimen di kalangan investor internasional. "Namun, saat ini, dengan adanya perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok dapat membuat Indonesia lebih menarik bagi para investor," jelasnya.
 
Selain itu, Kepala BKPM juga menyampaikan bahwa perlambatan ekonomi dunia memberikan efek yang baik, lantaran dapat membuka ruang untuk mengurangi risiko dan tekanan di pasar modal.
 
Di sela-sela kegiatan WEF Davos, Kepala BKPM juga menghadiri beberapa kegiatan side event yang digagas bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
 
Dalam Kegiatan bertajuk Nexticorn Media Briefing tersebut, Kepala BKPM menyampaikan optimisme bahwa Indonesia akan menjadi salah satu negara paling penting di ASEAN terkait ekonomi digital. 
 
"Hingga 2025, diharapkan sudah terdapat tambahan 20 unicorn dari Indonesia yang menjadi pemain tidak hanya di level nasional tapi juga regional di ASEAN," ungkap dia.
 
Di samping kegiatan WEF, Kepala BKPM juga melakukan pertemuan dengan sejumlah perusahaan di bidang informasi teknologi, energi, pariwisata, logistik, jasa keuangan, industri farmasi, pengolahan limbah, e-commerce serta jasa kebandarudaraan guna membahas minat dan tren investasi di Indonesia yang lebih meyakinkan.
 
Event pada Indonesia Pavilion juga ramai dikunjungi di Davos, tercatat lebih dari 320 pengunjung hadir dalam Indonesia Pavilion selama 22-25 Januari 2019, dan mencatat beberapa minat investasi di bidang industri supplemen, industri kertas, industri kosmetik dan informasi teknologi. 
 
Hadir dalam kegiatan tersebut di antaranya Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
 
Kegiatan Indonesia Pavilion 2019 juga diwarnai dengan sesuatu yang berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana pada tahun ini terdapat tech show (Virtual Reality, Augmented Reality dan Neuro Brain Wave Technology) serta pameran produk makanan dan minuman Indonesia yang memungkinkan para investor merasakan  sesuatu yang fun pada Indonesia Pavilion. 
 
Selain itu, Indonesia melalui inisiasi perusahaan swasta nasional juga akan menyelenggarakan Indonesia Night berupa networking gala dinner  dan pertunjukan kebudayaan pada tanggal 23 Januari 2019 di Hotel Morosani, Davos. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.