Sukses

CEO Apple Ingin AS-China Segera Berdamai

Perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China belum menemui titik terang hingga saat ini.

Liputan6.com, Jakarta - CEO Apple, Tim Cook menyatakan ekonomi China melemah imbas perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) hanya sementara. AS dan China pun diharapkan menemui kesepakatan soal perang dagang.

Delegasi AS-China sudah melakukan pertemuan di Beijing, China selama tiga hari hingga Rabu 9 Januari 2019. Delegasi AS pun harapkan negosiator perdagangan China dapat bernegosiasi di Washington, AS.

Seperti dilansir pada laman CNBC, seperti ditulis Minggu (13/1/2019), Tim Cook menyatakan  perang dagang yang terjadi saat ini memperburuk ekonomi China.

Cook mengatakan jika Amerika Serikat dan China telah menyepakati perang dagang tersebut itu akan memperbaiki keadaan Apple saat ini. Karena perang dagang kedua negara tersebut berdampak negatif bagi saham Apple.

Ia juga menambahkan, saat ini perangkat dan layanan Apple sedang tidak baik perkembangannya dan menambah jatuhnya saham Apple.

Cook juga menuturkan, bila kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat-China sudah menemukan tititk terang, perekonomian dunia akan kembali menguat. Ini karena menurut dia dunia membutuhkan AS dan China sebagai pendukung perekonomian global.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Apple Pangkas 10 Persen Produksi iPhone

Sebelumnya, Apple berencana memangkas rencana produksi iPhone sebesar 10 persen untuk tiga tahun ke depan. Keputusan ini dipengaruhi oleh penjualan iPhone yang tak sesuai harapan pada 2018.

Sebelumnya, sumber terdekat dengan masalah ini menyebut, bulan lalu Apple meminta para pemasok untuk mengurangi jumlah produksi untuk bulan Januari sampai Maret.

Perlu diketahui, sudah dua kali dalam dua bulan terakhir, Apple memangkas produksi iPhone.

Dikutip dari Nikkei Asian Review via CNBC, Jumat 11 Januari 2019, sejumlah iPhone terbaru pun terdampak pemotongan produksi, antara lain adalah iPhone XS Max, XS, dan XR.

Dalam proposal yang telah direvisi, 10 persen dari volume yang dipangkas adalah antara 40-43 juta unit iPhone. Pemangkasan ini turun dibandingkan proyeksi sebelumnya yakni 47-48 juta unit.

Apple disebut-sebut mengalami dampak persaingan bisnis karena pasar smartphone kini makin matang. Selain itu, perusahaan AS ini juga terdampak perang dagang antara Tiongkok dengan AS. Padahal, saat ini Amerika belum menerapkan tarif impor tambahan untuk barang-barang buatan Tiongkok.

"Kami tidak melihat besarnya pelambatan ekonomi, khususnya di Tiongkok," kata CEO Apple Tim Cook dalam suratnya pada investor, saat mengumumkan pengurangan perkiraan pendapatan.

"Kami percaya, lingkungan ekonomi di Tiongkok lebih banyak dipengaruhi oleh meningkatnya ketegangan perang dagang dengan Amerika Serikat," ujar Cook memberi penjelasan.

Gara-gara rencana pemangkasan produksi iPhone ini pula, perusahaan pemasok komponen iPhone yang ada di Taiwan ikut terdampak.

Misalnya saja, penyedia komponen lensa kamera Largan Precision menyebut, penjualan mereka menurun 34 persen tahun itu dan turun 20 persen selama November 2018.

Sekadar diketahui, penghasilan Largan Precision sebesar 3,22 dolar Taiwan.

Sementara, pemasok casing metal Catcher Technology meramalkan penjualannya akan turun pada Januari-Maret 2019.

Catcher melihat, pendapatannya akan jatuh 28 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Apalagi, dari model iPhone terbaru, Catcher banyak membuat bingkai logam dan perakitan kaca belakang iPhone XR. Perusahaan ini juga memasok sebagian dari bingkai metal yang dipakai dalam XS Max.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.