Sukses

Luhut Pastikan RI Akrab dengan Semua Negara yang Investasi

Negara manapun yang mau berinvestasi harus memenuhi beberapa persyaratan. Salah satunya menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menepis kabar yang mengatakan bahwa Indonesia bergantung pada investasi dari China. Indonesia dikatakan menjalin hubungan akrab dengan semua negara yang mau berinvestasi.

"Mengenai China saya garis bawahi ini, karena kemarin ada headline Luhut bilang kita lagi mesra-mesra dengan China. Kita mesra dengan siapa saja yang bawa duit ke Indonesia," kata dia, di Kantornya, Jakarta, Jumat (30/11/2018).

"Juga jangan bilang China, China berapa sih usahanya di Indonesia. Yang paling besar di Indonesia itu Jepang. Jangan salah lho. Jepang itu 94 persen mobil di Indonesia. Bilang China, China apanya. Yang besar-besar bukan China," imbuhnya

Menurut dia, Indonesia memperlakukan semua negara yang hendak berinvestasi secara sama. Tidak ada perlakuan khusus untuk negara tertentu. "Indonesia terlalu besar sebagai suatu negara untuk berpihak kepada suatu negara saja," tegasnya.

Negara manapun yang mau berinvestasi harus memenuhi beberapa persyaratan. Salah satunya menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.

"Apakah Amerika, apa China, apa Jepang. Kita berpihak pada kepentingan masing-masing. Siapapun yang masuk Indonesia harus comply (dengan syarat yang diajukan)," jelas dia

Investasi yang masuk pun harus memiliki nilai tambah. Selain itu mesti ada transfer teknologi. Investor asing juga diwajibkan membantu ketersediaan tenaga ahli dalam negeri melalui program vokasi.

"Kita paksa kau mau invest tapi hrus ikut ini itu, bukan mau diatur tapi ktia permudah izinnya," tegas Luhut.

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menko Darmin Yakin Paket Kebijakan Ekonomi XVI Bisa Rayu Investor

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution, optimistis paket kebijakan ekonomi XVI mampu menarik lebih banyak modal masuk ke dalam negeri. Meski demikian, dampaknya tidak bisa dirasakan dalam jangka pendek.

"Iya, tetapi perlu waktu menarik investasi, kamu pikir sebulan. Yang diukur dalam APBN itu bukan masuknya investasi, tetapi direalisasikan investasi," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (30/11).

Untuk diketahui, paket kebijakan ekonomi XVI merangkum tiga pokok penting yang diharapkan mampu mendorong kenaikan investasi. Pertama, perluasan Pajak Penghasilan Badan (tax holiday), pemberian insentif Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan relaksasi Daftar Negatif Investasi (DNI).

Selain kebijakan tersebut, pemerintah juga berupaya menarik investor dengan mempermudah pengurusan perizininan melalui Online Single Submission (OSS). Sistem perizinan ini telah diluncurkan pada 1 September lalu.

"Kita sudah siapkan fasilitas pajak, OSS, DHE yang khusus devisa hasil SDA. Itu sebanarnya karena situasi yang selama beberapa bulan ini supply valas tipis sekali kemudian yang keluar banyak. Itu sebabnya, kita buat supaya masuk devisanya," jelas Menko Darmin.

Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut menambahkan, pemerintah masih terus mengamati perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Jika ketegangan antar dua negara ini meningkat maka besar kemungkinan investor akan merelokasi bisnisnya ke Indonesia.

"Tinggal kita lihat apakah perdagangan menguat atau mereda. Kalau mereda mungkin relokasi investasi dari China tidak akan banyak. Namun, kalau makin keras relokasi investasi akan makin deras. Dan kita berkepentingan untuk dia masuk," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.