Sukses

Pernyataan The Fed Bawa Wall Street Melemah

Saham energi menjadi penghambat terbesar indeks S&P dengan turun 2,2 persen.

Liputan6.com, New York Pasar Saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup bervariasi, dengan indeks  S&P 500 dan Nasdaq ditutup sedikit lebih rendah sementara Dow naik. Pasar saham kali ini dipengaruhi pernyataan Federal Reserve, dan penurunan saham energi seiring jatuhnya harga minyak mentah AS.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 10,92 poin, atau 0,04 persen, menjadi 26.191,22. Sementara indeks S&P 500 turun 7,06 poin, atau 0,25 persen, menjadi 2.806,83 dan Nasdaq Composite turun 39,87 poin, atau 0,53 persen, menjadi 7.530,89.

Sehari sebelumnya, ketiga indeks saham sempat naik 2 persen seiring pelaksanaan pemilihan kongres jangka menengah AS.

Usai menggelar pertemuan selama dua hari, Bank Sentral AS mengatakan bahwa data pekerjaan yang kuat dan pengeluaran rumah tangga menjaga ekonomi AS berada pada jalurnya. Namun kondisi investasi bisnis yang dimoderasi lebih cepat pada awal tahun, menciptakan kemungkinan hambatan pada pertumbuhan ekonomi di masa depan.

Selain komentar tentang investasi bisnis, pernyataan Fed sebagian besar sesuai harapan dan saran bagi investor bahwa kenaikan suku bunga berikutnya akan dilakukan pada Desember.

“The Fed telah mengakui bahwa ada satu bagian dari ekonomi yang melambat sedikit, tetapi itu tidak menghalangi mereka dari langkah "kenaikan bertahap" (Suku bunga),” kata Jamie Cox, Managing Partner Harris Financial Group, Richmond, Virginia.

Dia mengatakan, tidak ada yang benar-benar menunjukkan apa yang pasar harapkan. "Bahwa akan ada sikap yang lebih dovish. Jadi saya pikir ini lebih dari apa yang kita sebut pegangan hawkish,” tambah dia.

 Sementara Quincy Krosby, Kepala Strategi Pasar Prudential Financial di Newark, New Jersey mengatakan perusahaan saat ini menahan pengeluarannya karena ketidakpastian perang perdagangan AS-Cina.

"Pelambatan dalam belanja bisnis dapat memperlambat fondasi pasar saham," kata Krosby. 

Saham energi menjadi penghambat terbesar indeks S&P dengan turun 2,2 persen. Pemicunya adalah penurunan minyak mentah berjangka AS, jatuh lebih dari 20 persen dari level tertinggi 3 Oktober karena investor fokus pada pembengkakan pasokan minyak mentah global, yang meningkat lebih cepat daripada banyak diharapkan. 

The Wall Street Journal melaporkan bahwa think tank terkemuka yang didanai pemerintah Arab Saudi sedang mempelajari kemungkinan efek pecahnya OPEC pada pasar minyak.

Kali ini, sebanyak 7,23 miliar saham berpindah tangan dibandingkan di Pasar Saham AS, dengan rata-rata 8,43 miliar untuk 20 sesi terakhir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wall Street Melonjak 2 Persen Usai Pemilu Paruh Waktu di AS

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak didorong kenaikan sektor saham teknologi dan kesehatan. Pemilihan paruh waktu di AS pun menambah katalis positif untuk wall street.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones menguat 545,29 poin atau 2,13 persen ke posisi 26.180,3. Indeks saham S&P 500 menguat 58,36 poin atau 2,12 persen ke posisi 2.813,81. Indeks saham Nasdaq bertambah 194,79 poin atau 2,64 persen ke posisi 7.570,75.

Dalam pemilu paruh waktu di AS, partai Demokrat memenangkan kendali di the House of Representative atau DPR. Sedangkan partai Republik masih mayoritas di senat. Pemilihan paruh waktu tersebut juga mempengaruhi wall street.

Selain itu, sektor saham teknologi S&P menguat 2,4 persen, dan catatkan kenaikan terbesar sehingga angkat wall street. Ditambah sektor saham kesehatan yang menanjak 2,8 persen. Penguatan tersebut didorong investor berani ambil risiko. Tak hanya sektor saham kesehatan dan teknologi yang melonjak tetapi juga sektor saham konsumsi.

“Saya tidak berpikir agenda Trump apa pun yang sudah diselesaikan akan dibatalkan. Itu adalah titik perhatian utama bagi investor. Pasar saham reli karena mendapatkan persis seperti yang diharapkan,” ujar Robert Phipps, Direktur Per Stirling Capital Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (8/11/2018).

Sementara kongres yang terbagi akan menyulitkan pemerintahan Trump untuk mendorong undang-undang (UU) baru antara lain pemotongan pajak tambahan. Investor tidak mengharapkan pembalikan pemotongan pajak dan langkah-langkah deregulasi yang diberlakukan.

Sejumlah ahli strategi  mengatakan, kontrol partai Demokrat terhadap DPR berarti Trump akan memiliki waktu lebih sulit mendapatkan dukungan untuk upaya memberlakukan lebih banyak peraturan.

Seperti diketahui, pemilu paruh waktu di AS diselenggarakan secara nasional setiap empat tahun sekali. Pemilihan berlangsung di tengah-tengah masa jabatan seorang presiden, yang berkuasa selama empat tahun, sehingga dinamakan 'paruh waktu'.

Ada banyak jabatan yang akan diperebutkan, tapi paling penting adalah pemilihan anggota Kongres AS --yang terdiri dari House of Representatives (majelis rendah, serupa DPR) dan Senat (majelis tinggi, serupa DPD).

Anggota House of Representatives bekerja selama dua tahun, sehingga seluruh 435 anggota-nya akan dipilih kembali.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • IHSG