Sukses

Usul Ekonom Buat Wujudkan Ketahanan Pangan

Pemerintah diharapkan tidak hanya mendorong pengembangan benih berkualitas, tapi juga memastikan bahwa varietas padi yang dihasilkan akan terserap pasar.

Liputan6.com, Jakarta - Staf Pengajar Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor (IPB), Asep Setiawan menekankan pentingnya perencanaan matang dalam upaya penyediaan benih bagi petani. Hal ini harus dilakukan untuk memastikan ketersediaan benih bagi petani dan mendukung upaya menciptakan ketahanan pangan nasional.

Menurut dia, tantangan dalam pertanian bukan saja ketersediaan benih yang bermutu, melainkan juga penyerapan benih yang di pasar. Dia mengakui petani enggan menanam varietas tertentu karena tidak adanya kepastian akan diserap pasar ketika dipanen.

"Petani tidak mau tanam A karena orang beli varietas lain," kata dia, dalam 'Focus Group Discussion (FGD) Ketersediaan Benih dan Bibit Komoditas Pangan', di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Karena itu, pemerintah diharapkan tidak hanya mendorong pengembangan benih berkualitas lalu mendistribusikan kepada petani, tapi juga memastikan bahwa varietas padi yang dihasilkan nanti akan terserap oleh pasar.

"Kaitkan dengan market. Jadi bukan soal kualitas benih tapi jamin bahwa sampai petani mutu benih tetap, dan perhatikan ujung (market). Sistem benih, bagaimana dia bisa masuk dan terdistribusi dengan baik. Dari planning sampai market," ujarnya.

Selain itu, Pemerintah juga diharapkan turut mempertimbangkan kapasitas penangkaran benih masing-masing wilayah. Sebab kapasitas setiap wilayah dalam menyerap benih yang disebarkan pemerintah amat bervariasi.

"Kapasitas penangkar benih. Tidak bisa buat satu kebijakan yang di Jawa berlaku untuk NTT sama. Kalau begitu kita akan gagal terus," tandasnya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jaga Ketahanan Pangan, Bulog Mau Simpan Cadangan Beras di Luar Negeri

Dalam menjaga ketahanan pangan nasional, Perum Bulog mengajukan ide kepada pemerintah untuk menyimpan cadangan beras nasional di luar negeri.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman telah melontarkan gagasan kepadanya untuk menawarkan program investasi di sektor pertanian agar secara pasokan tercukupi.

"Pak Mentan berusaha untuk meningkatkan produksi pertanian di dalam negeri. Contohnya, saat ini yang sudah dilakukan adalah barang (merah). Itu produksinya luar biasa dan harganya drop(turun)," ungkap dia di Menara Kadin, Jakarta, Senin (24/9/2018). 

Jika hasil produksi sudah meningkat, dia mengimbau kepada pihak-pihak terkait agar memikirkan soal harga pendistribusiannya untuk masyarakat.

"Ini harus dilakukan, tapi jangan sampai yang disuruh pening lagi Menteri Pertanian. Dia sudah produksi, masa dia harus tanggung jawab lagi. Tapi jangan dilempar juga ke petani, nanti petani tidak semangat lagi bertani," ujarnya.

Lebih jauh, Buwas turut berkaca pada apa yang dilakukan China. Berbekal bantuan teknologi, China berhasil menjaga ketahanan pangan negara dengan cara berinvestasi dalam sektor pertanian di luar negeri.

"Makanya, China sekarang ketahanan pangannya 10 tahun. Padahal bukan negara pertanian, bukan negara agraris. Sekarang harga makanan di China itu murah karena dijamin dan disubsidi," urainya.

"Seharusnya kita seperti itu. Soal pangan ini mestinya jangan dipakai untuk jadi mainan," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.