Sukses

Bebaskan Tarif, Barang Impor Eropa di Jepang Bakal Makin Murah

Jepang dan Eropa meniadakan tarif impor yang bisa menekan harga barang.

Liputan6.com, Jakarta - Jepang dan Uni Eropa menjalin perdagangan yang makin liberal dengan menandatangani kesepakatan yang dapat menghapus hampir seluruh tarif.

Terhitung, 99 persen tarif Jepang ke Uni Eropa akan ditiadakan. Akan tetapi, tarif Uni Eropa masih di angka 94 persen, yang akan ditingkatkan menjadi 99 persen dalam tahun-tahun ke depan.

Efeknya, produk Uni Eropa seperti keju, anggur, dan daging babi akan makin murah di Jepang. Di lain pihak, produk Jepang, seperti komponen mesin, teh, dan ikan, akan lebih murah bagi Eropa, demikian dilansir dari AP.

Penandatanganan tersebut hanyalah seremonial semata. Sebelumnya, kesepakan telah diselesaikan tahun lalu dan telah dibicarakan semenjak 2013. Awalnya, penandatanganan dijadwalkan awal bulan ini.

Rencana tersebut diundur karena Perdana Menteri Shinzo Abe tak bisa berangkat ke Brussel akibat adanya bencana banjir bandang dan tanah longsor di bagian barat Jepang.

Kedua pihak sama-sama menjunjung tinggi kesepakatan tersebut. Sebanyak 600 juta orang akan terpengaruh oleh kesepakatan monumental ini. Dalam hal ini, komoditas beras dijadikan pengecualian karena kecenderungannya yang sensitif secara politik dan budaya.

Liberalisasi dagang Jepang dan Eropa menjadi kabar menarik di tengah panasnya perang dagang. Uni Eropa sedang ditargetkan oleh Presiden Donald Trump memakai tarif, meskipun posisi Jepang masih aman dari sanksi Trump.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

China Juga Merapat ke Uni Eropa

Tak hanya Jepang yang makin dekat dengan Uni Eropa, hal yang sama dilakukan China. Sekarang, Negeri Tirai Bambu itu sudah mulai melakukan manuver internasional.

Tanpa menunda-nunda, China sedang mendekati Uni Eropa dalam rangka membuka lebar akses pasar mereka bagi investor asing.

Perdana Menteri (PM) China, Li Keqiang, baru-baru ini bertemu dengan pemimpin Eropa tengah dan timur di ibu kota Bulgaria dan berjanji akan membuka perekonomian mereka walau perang dagang sedang terjadi.

"Membuka diri adalah kemudi kunci dari agenda reformasi China, jadi kami akan terus membuka lebar pada dunia, termasuk membuka lebar akses pasar untuk investor asing," ucapnya.

PM China juga baru saja bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel di Berlin pada Senin, 9 Juli 2018 waktu setempat. Minggu depan, China juga akan menyelenggarakan EU-China Summit di Beijing.

China telah mengeluarkan miliaran euro pada pembangunan jalanan, rel kereta, pelabuhan, dan proyek infrastruktur lainnya di negara-negara Eropa Timur dan Tengah.

Dalam urusan dagang, China adalah sumber impor terbesar bagi Uni Eropa sekaligus juga pasar ekspor terbesar nomor dua. Uni Eropa dan China juga sedang mengalami nasib serupa, yakni dibayangi oleh perang dagang dari Presiden Donald Trump.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.