Sukses

Menkeu Singapura: Negara Butuh Bantuan Swasta untuk Danai Infrastruktur

Investasi suatu negara dalam bentuk infrastruktur mutlak diperlukan untuk menjadi modal pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Liputan6.com, Singapura - Pembiayaan infrastruktur merupakan salah satu faktor utama yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Untuk membangun infrastruktur, sebuah negara butuh bantuan dana dari pihak swasta.

Menteri Keuangan (Menkeu) Singapura Heng Sweet Keat mengatakan, investasi suatu negara dalam bentuk infrastruktur mutlak diperlukan lantaran hal tersebut merupakan modal utama pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

"Pengembangan infrastruktur dapat bantu mendorong produktivitas dan daya saing ekonomi, mengangkat potensi jangka panjang suatu kawasan, dan menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik bagi masyarakatnya," papar dia saat menjadi pembicara dalam DBS Asian Insights Conference di Singapura, Jumat (13/7/2018)

.Dia pun menyebutkan, Asian Development Bank memperkirakan, Asia membutuhkan investasi infrastruktur sebesar USD 26 triliun sejak 2016-2030, atau USD 1,7 triliun per tahun. Menurutnya, itu dimaksudkan untuk menjaga momentum pertumbuhan yang kini tengah terjadi di benua ini.

Untuk menambal jumlah yang tidak sedikit itu, ia menambahkan, mustahil bagi satu pemerintahan untuk membiayainya secara penuh. "Kita perlu mengerahkan modal dari pihak swasta untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di kawasan itu," tegasnya.

Sedikit berpromosi, Heng melanjutkan, Negeri Singa akan menggelar Asia-Singapore Infrastructure Roundtable pada Oktober mendatang. Adapun agenda itu dibuat dengan tujuan untuk memudahkan banyak negara, khususnya di Asia, dalam mencari bentuk pembiayaan infrastruktur.

"Ini akan melengkapi pertemuan sebelumnya yang diadakan bank pembangunan multilateral seperti Asia Infrastructure Forum, untuk membawa para praktisi industri bersama-sama mencocokkan kebutuhan infrastruktur dengan peluang pembiayaannya," tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.