Sukses

Harga Minyak Dunia Anjlok 2 Persen Jelang Keputusan OPEC

Harga minyak Brent yang menjadi patokan dunia merosot lebih dari 2 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak Brent yang menjadi patokan dunia merosot lebih dari 2 persen pada perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Penurunan ini menjelang pertemuan negara-negara pengekspor minyak (OPEC), di mana perkiraannya akan meningkatkan output untuk menstabilkan harga minyak.

Dikutip dari Reuters, Jumat (22/6/2018), harga minyak mentah Brent turun USD 1,69 menjadi USD 73,05 per barel. Sementara harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus susut 17 sen menjadi USD 65,54 per barel.

Realisasi harga minyak WTI melorot 68 sen dari harga kontrak pengiriman Juli sebesar USD 66,22 per barel pada perdagangan Rabu kemarin. Harga minyak WTI pengiriman bulan depan diperdagangkan melonjak 71 sen per barel, premi terbesar sejak Oktober 2014.

Harga minyak Brent mencapai level tertingginya 3,5 tahun di atas USD 80 per barel. Akan tetapi harga tersebut terus menurun dalam beberapa pekan terakhir karena peringatan dari Arab Saudi. Pemimpin OPEC ini mengingatkan kekurangan pasokan dan kenaikan harga jika produksi minyak tetap stabil.

"Kami perlu mengeluarkan pasokan ke pasar. Berapa banyak minyak yang kita butuhkan? Mungkin sekitar 1 juta barel per hari," kata Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih.

Falih mengaku, akan menyeimbangkan kembali pasar minyak global. Tujuannya untuk mencegah kekurangan minyak mentah ke depan yang dapat menekan pasar.

Menteri Perminyakan Ekuador Carlos Perez mengharapkan peningkatan produksi minyak sekitar 600 ribu barel per hari.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peningkatan Produksi

OPEC sedang berjuang untuk meningkatkan produksi karena peringatan Arab Saudi tersebut. Namun Iran tetap bertahan pada kesepakatan kelompok OPEC.

Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengatakan tidak percaya bahwa pertemuan OPEC di Wina pada 22 Juni ini dapat mencapai kesepakatan.

"Saya pikir kita tidak bisa mencapai kesepakatan. Pertama, kita perlu mendiskusikan dan memutuskan masalah utama di dalam OPEC. Keputusan OPEC sangat penting, dan setelah itu kita harus berkoordinasi dengan Rusia," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Strategi Minyak di BNP Paribas, Prancis Harry Tchilinguirian berharap OPEC dan Rusia menyetujui kesepakatan untuk meningkatkan produksi minyak dunia.

"Tampaknya peningkatan agregat dalam produksi OPEC antara 500 ribu sampai 1 juta barel per hari. Itu kisaran yang sedang dipertimbangkan," tutup Tchilinguirian.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini