Sukses

Susut 72,34 Persen, BEI Suspensi Saham Bakrie and Brothers

Manajeman PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) pada perdagangan saham Kamis (21/6/2018).

Liputan6.com, Jakarta - Manajeman PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) pada perdagangan saham Kamis (21/6/2018).

Mengutip keterbukaan informasi BEI, suspensi dilakukan di pasar regular dan tunai sejak 21 Juni 2018 hingga pengumuman bursa lebih lanjut. BEI suspensi saham BNBR lantaran penurunan harga kumulatif yang signifikan.

Berdasarkan data RTI, harga saham BNBR pada periode 4 Juni-8 Juni 2018 turun 72,34 persen ke posisi Rp 104 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 521 kali dengan nilai transaksi Rp 1,9 miliar. Pada Rabu 20 Juni 2018, harga saham BNBR susut 32,69 persen ke posisi Rp 70 per saham.

Sebelumnya, pelemahan saham BNBR tersebut juga terjadi di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot. IHSG ditutup melemah karena dipengaruhi pelemahan rupiah, maraknya aksi jual, dan hampir seluruh sektor saham merah membara.

Pada penutupan perdagangan sore ini 21 Juni 2018, IHSG terkoreksi 61,70 poin atau 1,05 persen ke level 5.822,33. Indeks LQ45 tercatat melemah 1,93 persen ke posisi 907,291.

Penurunan laju IHSG terseret pelemahan 255 saham. Sedangkan 141 saham menguat dan 106 saham stagnan. Frekuensi perdagangan saham mencapai 427.189 kali dengan volume 6,7 miliar senilai Rp 8,4 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual di seluruh pasar dengan nilai Rp 829,45 miliar. Sedangkan posisi dolar AS diperdagangkan Rp 14.095.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IHSG Tertekan

Pada penutupan perdagangan sore ini 21 Juni 2018, IHSG terkoreksi 61,70 poin atau 1,05 persen ke level 5.822,33. Indeks LQ45 tercatat melemah 1,93 persen ke posisi 907,291.

Penurunan laju IHSG terseret pelemahan 255 saham. Sedangkan 141 saham menguat dan 106 saham stagnan. Frekuensi perdagangan saham mencapai 427.189 kali dengan volume 6,7 miliar senilai Rp 8,4 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual di seluruh pasar dengan nilai Rp 829,45 miliar. Sedangkan posisi dolar AS diperdagangkan Rp 14.095.

Investor asing melakukan aksi jual di seluruh pasar dengan nilai Rp 829,45 miliar. Sedangkan posisi dolar AS diperdagangkan Rp 14.095.

Nyaris seluruh sektor saham merosot. Pelemahan terbesar dipimpin sektor saham aneka industri sebesar 3,06 persen. Disusul sektor saham konstruksi anjlok 1,85 persen, dan manufaktur jatuh 1,69 persen.

Sementara dua sektor saham yang menguat, yakni sektor saham pertambangan dengan kenaikan 0,31 persen dan sektor saham perdagangan mendaki 0,25 persen.

Saham-saham yang melorot, paling tinggi saham SDMU ambrol 24,77 persen, saham GLOB menyusut 24,04 persen, dan saham INTD merugi 21,26 persen.

Adapaun saham-saham yang masih menopang laju IHSG, antara lain saham JKSW dengan penguatan signifikan 34,85 persen, saham KDSI menanjak 25 persen, maupun saham SWAT untung 24,71 persen.

IHSG tidak melemah sendirian di bursa saham Asia. Indeks saham lainnya, yakni Hang Seng Hong Kong turun 1,35 persen, Kospi Korea Selatan tegelincir 1,10 persen, indeks Thailand melorot 1,81 persen, indeks saham Shanghai susut 1,37 persen, indeks saham Strait Times melemah 0,48 persen.

Namun ada indeks saham yang justru semringat, yakni indeks saham Taiwan menguat 0,12 persen dan indeks Nikkei Jepang menguat 0,61 persen.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.