Sukses

10 Fakta Unik Richard Branson, Miliarder yang Penuh Sensasi

Dalam perjalanan hidup dan mengelola bisnisnya, sosok Richard Branson seakan tak lepas dari beragam hal unik tentangnya. Berikut 10 fakta unik tentangnya

Liputan6.com, Jakarta - Richard Branson, miliuner terkenal asal Inggris. Lelaki berusia 67 tahun ini adalah wiraswasta sukses pemilik Virgin Group, yang membawahi banyak perusahaan di berbagai bidang, mulai dari penerbangan, kereta api, perusahaan rekaman, dan masih banyak lagi.

Dalam perjalanan hidup dan mengelola bisnisnya, sosoknya seakan tak lepas dari beragam hal unik tentangnya.

Berikut 10 fakta unik tentang Richard Brason, seperti dikutip dari Wormtraders.com:

1. Sosok yang nekad

Dirinya dikenal juga sering melakukan serangkaian aksi spektakular dalam bidang penjelajahan yang berkaitan dengan bisnisnya. Setidaknya lebih dari sekali ataupun dua kali, Branson harus diselamatkan akibat aksi yang dilakukannya tersebut.

Menurut catatan pada 1985, dia harus diselamatkan dari kapal motornya, Virgin Challenger, yang terombang-ambing di tengah lautan. Tidak jera, tahun berikutnya, dia menyeberangi Lautan Atlantik dengan kapal motor serupa, Virgin Challenger 2, yang mengebut dengan kecepatan tak tertandingi.

2. Menyeberangi Atlantik dengan balon udara

Pada 1987, Branson menjadi orang pertama yang menyeberangi Lautan Atlantik menggunakan balon udara. Tahun 1991, dia kembali membuat berita ketika menyeberangi Lautan Pasifik dari Jepang menuju Arktik Kanada juga dengan balon udara. Sejak itu, dia telah tiga kali berusaha untuk keliling dunia menggunakan balon udara, tetapi usahanya selalu gagal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

3. Akrab dengan bintang kelas atas

Dia juga suka mengundang para selebritas ke rumahnya, di Karibia Necker Island dan menunjukkannya pada dunia dalam acara MTV “Cribs.” Selebritas yang pernah diundang di antaranya yaitu Mariah Carey, David Hasselhoff, dan Kate Winslet.

4. Bisnis adalah kepuasan hidup

Bagi Branson, mengelola bisnis adalah soal kepuasan untuk menjalani hidup ketimbang menumpuk kekayaan. “Saya tidak berbisnis dengan tujuan untuk memupuk kekayaan. Saya melakukannya karena tidak puas melihat orang lain melakukan usaha,” kata Branson.

3 dari 5 halaman

5. Tidak dapat menggunakan komputer

Sebagian besar orang mengenal Branson sebagai CEO yang tidak memiliki kantor pusat, dan lebih senang mengendalikan usaha dari rumahnya di Holland Park, London Barat. Dirinya bahkan terkenal sebagai pimpinan yang tidak pernah melakukan rapat dengan direksi, tidak dapat mengoperasikan komputer.

6. Gagasan acak-acakan di kertas

Dia masih mencatat janji untuk bertemu klien di dalam buku hariannya, serta memiliki kebiasaan menuliskan gagasan-gagasannya secara acak-acakan di kertas.

4 dari 5 halaman

7. Akrab dengan pemimpin dunia

Branson juga tidak memilih terlibat langsung dalam menjalankan setiap bisnisnya. Alih-alih berfokus pada Virgin Unite, dia malah lebih aktif di kelompok filantropis dan berkolaborasi dengan para pemimpin dunia dalam isu-isu seperti perubahan iklim. Dia adalah anggota The Elders, kelompok yang didirikan oleh Nelson Mandela untuk mempromosikan perdamaian dan hak asasi manusia.

Kendati demikian, pengusaha pemberani yang sering membuat kejutan ini, berhasil membesarkan usahanya dengan nama Virgin. Praktik bisnis dan manajemennya yang antik telah menciptakan kerajaan bisnis senilai 5 milliar dollar, mulai dari toko baju perkawinan hingga maskapai penerbangan.

8. Cara unik dirikan perusahaan

Branson sering melakukan hal yang aneh dan unik. Dia pernah bercerita, saat memulai penerbangan Virgin Atlantic, yang ternyata berawal dari rasa frustrasinya.

Saat hendak terbang ke Kepulauan Virgin Inggris untuk menemui sang kekasih, Joan Templeman, yang sekarang menjadi istrinya, penerbangannya dibatalkan. Meski frustasi, tidak ada kata menyerah pada Branson. Dia justru menemukan solusi.

“Saya pergi ke belakang bandara. Saya menyewa pesawat. Dan saya memberi mereka kartu kredit, saya berharap itu tidak akan gagal, lalu meminjam papan tulis dan menulis sebagai lelucon: ‘Virgin Airlines: satu arah USD 39 ke Kepulauan Virgin.’ (Saya) pergi ke semua orang yang dihampiri dan saya mengisi pesawat pertama saya,” katanya. Itulah awal terciptanya Virgin Airlines.

5 dari 5 halaman

9. Tak takut saingan dengan perusahaan penerbangan besar

Branson kemudian berhasil membujuk Boeing untuk menjual pesawat bekas 747, dan membuat kesepakatan bahwa jika usaha itu tidak berjalan dalam waktu satu tahun, perusahaan dapat mengembalikannya. Dan pada 1984, Branson masuk ke dalam bisnis yang menjadi tantangan terbesarnya dengan mendirikan maskapai penerbangan Virgin Atlantic.

Teman-teman Branson berpendapat dia gila. Mendirikan maskapai penerbangan melintas Samudera Atlantik artinya dia harus bersaing dengan British Airways, perusahaan besar yang sudah lama melintasi lautan. Tapi Branson maju terus.

Maskapai lain termasuk British Airways, dinilainya tidak lagi tanggap terhadap kebutuhan pelanggan. Jika dia memiliki maskapai yang memungkinkan orang terbang dengan harga terjangkau dan pengalaman menyenangkan, maka dia yakin dapat mengalahkan mereka.

Respons awal terhadap Virgin Atlantic ternyata luar biasa. Maskapai itu dikenal karena pelayanannya yang bagus, dan kenyamanan yang mengesankan.

10. Sempat alami resesi

Tapi awal 1990-an, perekonomian dunia mengalami resesi. Dan berimbas pada perusahaannya. Pada 1992, kondisi keuangan Virgin Atlantic begitu terguncang, sehingga para bankir Branson memaksa dia menjual Virgin Records, perusahaan rekamannya, ke Thorn-EMI agar maskapainya tetap bisa terbang. Penjualan itu bernilai 1 milliar dollar sehingga cukup bagi Branson untuk melunasi utang-utangnya sambil mengembalikan lagi posisi maskapainya.

Itulah sosok Richard Branson, sang miliuner yang unik dan hobi bertualang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.