Sukses

Piala Dunia Bakal Dongkrak Ekonomi Rusia, tapi Jangka Pendek

Dilaporkan, Rusia habiskan dana USD 14 miliar atau sekitar Rp 195,01 triliun untuk jadi tuan rumah dan menjadi termahal dalam sejarah.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengharapkan Piala Dunia 2018 dapat berdampak terhadap ekonomi Rusia. Akan tetapi, para ahli menilai hal tersebut tak berlangsung lama.

Rusia menjadi tuan rumah acara terbesar di dunia sepak bola yang diselenggarakan pada 14 Juni hingga 15 Juli 2018. Piala Dunia tersebut diadakan di beberapa kota di Rusia, antara lain Moskow, St Petersburg, dan Sochi.

Ini pertama kalinya Rusia menjadi tuan rumah Piala Dunia. Dilaporkan Rusia habiskan dana USD 14 miliar atau sekitar Rp 195,01 triliun (asumsi kurs Rp 13.930 per dolar Amerika Serikat) untuk jadi tuan rumah dan menjadi termahal dalam sejarah. Sayangnya ekonomi diperkirakan tidak akan dapat dorongan besar dari Piala Dunia tersebut.

"Rusia hanya akan mengalami manfaat ekonomi jangka pendek dari menjadi tuan rumah turnamen Piala Dunia 2018,” seperti disebutkan Moodys dalam laporannya yang diterbitkan pada bulan lalu, dikutip dari laman CNBC, Senin (18/6/2018).

Moodys menyebutkan, sebagian besar dampak ekonomi telah dirasakan melalui belanja infrastruktur. Dampaknya terbatas. Investasi Piala Dunia pada 2013-2017 hanya sumbang 1 persen dari total investasi.

Analis Moodys Kristin Lindow menuturkan, Piala Dunia 2018 tersebut hanya berlangsung satu bulan. Stimulus ekonomi yang terkait akan sedikit dibandingkan ukuran ekonomi Rusia USD 1,3 triliun.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Laporan media Rusia menyebutkan kalau biaya yang akan dikeluarkan Rusia mencapai 883 miliar rubel atau sekitar USD 14,2 miliar untuk selenggarakan Piala Dunia 2018. Angka ini lebih dari biaya resmi 683 miliar atau sekitar USD 11 miliar. Biaya tersebut untuk infrastruktur transportasi USD 6,11 miliar, pembangunan stadio USD 3,45 miliar dan akomodasi USD 680 juta.

Adapun anggaran resmi untuk turnamen itu diubah 12 kali sejak Rusia memenangi tawaran menjadi tuan rumah pada 2010.

Biaya tersebut memang berdampak terhadap kota di Rusia. Sejumlah kota di Rusia yang menjadi tuan rumah pertandingan telah mencatatkan sejumlah peningkatan infrastruktur transportasi.

"Untuk Rusia, infrastruktur baru akan hasilkan pendapatan pajak tambahan dan kurangi belanja modal di masa depan, tetapi belanja piala dunia berdampak negatif terhadap keuangan pemerintahan di wilayah lain seperti St Petersburg dan Oblast Samara,” tulis Moodys.

Putin mengatakan, belanja infrastruktur harus dibayar dan stadion tidak diizinkan menjadi pasar loak usai turnamen berakhir.

"Sehubungan dengan infrastruktur, 11 stadion. Tentu saja kami habiskan banyak uang untuk perhelatan tersebut dan sangat penting semua infrastruktur ini. Saya sepenuhnya setuju, dan itu harus bekerja menuju pengembangan olahraga di skala besar,” kata Putin.

Ia juga meminta agar pasar loak dan sejenisnya muncul di stadion. Hal itu seperti yang muncul pada gedung-gedung terkait olahraga di Moskow selama pertengahan tahun 1990-an.

Penyelenggaraan Piala Dunia diharapkan dapat mendatangkan 570 ribu para supporter asing dan 700 ribu warga Rusia untuk hadir di pertandingan Piala Dunia di Rusia. Diharapkan hal itu berdampak ke sektor pariwisata mulai dari hotel, restoran, meski jangka pendek.

"Bandara berbasis di Moskow merupakan penerima manfaat utama di sektor transportasi karena fasilitas yang ditingkatkan akan dukung arus penumpang lebih tinggi bahkan setelah perhelatan itu,” tulis Moodys.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.