Sukses

Bursa Asia Bervariasi Menanti Keputusan Bank Sentral AS

Bursa saham Asia bergerak variatif pada pembukaan perdagangan Rabu (13/6/2018).

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia bergerak variatif pada pembukaan perdagangan Rabu (13/6/2018). Perhatian investor mulai beralih dari pertemuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan pimpinan Korea Utara Kim Jong-un ke rapat The Federal Reserve.

Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei Jepang naik tipis 0,22 persen dengan dorongan pada sektor saham utilitas. Sementara indeks S&P/ASX 200 Australia tergelincir 0,25 persen karena sebagian sektor saham diperdagangkan melemah.

Sektor saham keuangan mengalami penurunan sebesar 0,14 persen, begitupun dengan sektor saham sumber daya alam. Sementara bursa saham Korea Selatan dan Indonesia ditutup pada hari ini.

Pelaku pasar global tenang dengan hasil pertemuan antara Donald Trump dan Kim Jong-un di Singapura kemarin. Pertemuan ini merupakan pertemuan bersejarah untuk menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea lewat kesepakatan denuklirisasi.

Trump juga mengatakan bahwa AS akan menghentikan latihan perang antara AS dan Korea Selatan.

Setelah pertemuan tersebut, investor saat ini fokus pada pertemuan Bank Sentral AS pada 12-13 Juni waktu setempat. The Fed akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan dan pelaku pasar masih mencari arah kenaikan Fed Fund Rate sepanjang tahun ini.

Selain The Fed, Bank Sentral Eropa dan Bank Sentral Jepang pun akan menggelar pertemuan pada akhir pekan ini.

Indeks dolar terhadap beberapa mata uang utama diperdagangkan pada level 93,826 menjelang keputusan The Fed. Dolar AS menguat terhadap Yen Jepang ke level 110,44.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perdagangan Kemarin

Bursa saham Asia bervariasi pada awal perdagangan seiring investor berharap hasil positif dari pertemuan puncak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Pertemuan tersebut diharapkan bisa akhiri kebuntuan nuklir di semenanjung Korea.

Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,8 persen, dan menuju ke level tertinggi dalam tiga minggu. Indeks saham Korea Selatan Kospi bertambah 0,1 persen. Indeks saham acuan Australia sedikit menguat. Sedangkan indeks saham Selandia Baru melemah 0,3 persen.

Indeks saham acuan MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang berada di posisi 573,31.  Pertemuan bersejarah antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un akan pengaruhi bursa saham Asia.

Jelang pertemuan, Trump mengatakan,  pertemuan tersebut bisa "berjalan dengan sangat baik" karena negara-negara mencoba mempersempit perbedaan bagaimana akhiri kebuntuan nuklir di semenanjung Korea.

Banyak analis menuturkan kalau pertemuan itu akan sukses mengingat kegagalan masa lalu dalam pembicaraan dengan Korea Utara.

"Ini tampaknya menjadi langkah pertama dalam proses yang sudah lama ditarik keluar. Jika tampaknya ada niat tulus dari kedua belah pihak untuk menggunakan pertemuan tersebut sebagai dasar untuk negosiasi perjanjian damai yang serius. Saya kira itulah yang akan terlihat seperti ini," kata dia, seperti dikutip dari laman Reuters, pada 12 Juni 2018. 

"Tidak ada yang mengharapkan perjanjian damai hari ini. Itu terlalu optimis. Akan tetapi jika ternyata gagal total, mungkin ada beberapa implikasi untuk aset berisiko," tambah dia.

Kesepakatan denuklirisasi akan positif untuk aset Korea Selatan mengingat dorongan yang mungkin untuk pertumbuhan dan memudar risiko geopolitik. Hal itu dikatakan analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan.

Adapun penguatan bursa saham Asia juga didukung dari bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang positif. Indeks saham Dow Jones stabil. Indeks saham S&P 500 naik 0,1 persen. Sedangkan indeks saham Nasdaq bertambah 0,2 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini