Sukses

Wall Street Bervariasi Imbas Harga Minyak Tertekan

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi usai harga minyak tertekan sehingga berimbas kepada sektor saham energi. Akan tetapi, sektor saham ritel dan produsen chip menguat mendorong pelemahan indeks saham acuan jadi terbatas.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat (Sabtu pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 58,67 poin atau 0,24 persen ke posisi 24.753,09. Indeks saham S&P 500 susut 6,43 poin atau 0,24 persen ke posisi 2.721,33. Sedangkan indeks saham Nasdaq bertambah 9,43 poin atau 0,13 persen ke posisi 7.433,85.

Selama sepekan, indeks saham Dow Jones naik 0,2 persen. Indeks saham S&P 500 mendaki 0,3 persen. Sedangkan indeks saham Nasdaq menguat 1,1 persen.

Harga minyak Brent melemah USD 2,35 atau tiga persen menjadi USD 76,44 per barel usai Arab Saudi dan Rusia mengatakan siap mengurangi pengendalian pasokan yang mendorong harga ke level tertinggi sejak 2014.

Indeks sektor saham energi S&P melemah 2,6 persen, dan mencatatkan penurunan terbesar sejak awal Februari. Sektor saham energi yang tertekan iti dipicu saham Chevron turun 3,5 persen. Sementara itu, saham Exxon Mobil melemah 1,9 persen, dan berkontribusi besar menekan indeks saham Dow Jones dan S&P 500.

"Ini adalah minggu yang sangat besar untuk minyak. Hal itu bebani saham-saham perusahaan energi. Pada saat yang penurunan imbal hasil yang berlanjut menekan sektor keuangan," ujar Michael James, Direktur Pelaksana Wedbush Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (26/5/2018).

Indeks saham S&P 500 melemah 0,4 persen usai imbal hasil surat utang Amerika Serikat sentuh level terendah dalam tiga minggu. Wall street pada pekan ini bergejolak oleh ketegangan negosiasi perdagangan antara AS dan China. Ancaman AS untuk berlakukan tarif pada mobil impor dan ketidakpastian atas KTT AS-Korea Utara.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Volume Perdagangan Saham Lebih Kecil

Presiden AS Donald Trump mengatakan, kalau pertemuan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un masih dapat berlangsung pada 12 Juni sesuai rencana semula.Sedangkan indeks saham Nasdaq menguat didorong saham produsen chip.

Saham Broadcom naik 2,7 persen. Sementara itu, saham Intel menanjak 1,3 persen.Saham Foot Locker melonjak 20,2 persen mendorong indeks saham S&P 500 naik 0,2 persen. Penguatan saham Foot Locker didorong laporan kinerja laba lebih baik dari perkiraan.

Selain itu, sektor saham ritel naik 0,2 persen.Adapun volume perdagangan saham lebih kecil menjelang libur panjang. Bursa saham AS tutup pada Senin untuk peringati Memorial Day.Volume perdagangan saham teratat 5,8 miliar saham di Wall Street. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata harian selama 20 hari.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.