Sukses

Rupiah Merosot, Ekspor RI Bakal Lesu?

Ekonom INDEF mengatakan, sektor farmasi dan penerbangan paling terkena dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga berdampak pada ekspor Indonesia. Ekonom INDEF Bhima Yudhistira menyatakan pelemahan rupiah menyebabkan ekspor Indonesia lesu.

"Saya ragu apakah rupiah lesu kemudian ekspornya naik. Beberapa pengusaha kelapa sawit dan produk turunan crude palm oil (CPO) ketika diekspor masih menggunakan kapal asing. Bahan bakar minyaknya (BBM) jadi lebih mahal dan bayar kapal asing pakai dolar jadi logistic cost-nya juga mahal," tutur Bhima kepada Liputan6.com, Senin (30/4/2018).

"Artinya kerugian pelemahan rupiah memang besar ke hampir semua sektor usaha baik industri maupun jasa," tambah dia.

Bhima juga menyebutkan salah satu industri yang terkena dampak besar pada pelemahan rupiah ialah industri farmasi.

"Misalnya sektor farmasi 90 persen bahan baku impor. Selisih kurs akan membuat biaya produksi naik signifikan. Jasa maskapai penerbangan juga mengeluh karena bahan bakar avtur, biaya sparepart impor serta maintenance naik semua karena rupiah loyo," ujar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Sementara itu, Ekonom Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menilai pelemahan rupiah akan bermanfaat bagi ekspor Indonesia. Hal ini terutama dalam menciptakan daya saing bagi beberapa industri tersebut.

"Pelemahan rupiah akan menyebabkan harga barang-barang kita dirasakan murah di luar negeri. Ini artinya menaikkan daya saing. Hal ini terjadi di semua sektor," ujar Piter.

Berbeda dengan Bhima, Piter justru menyatakan pelemahan rupiah akan berdampak signifikan pada impor di Indonesia. "Sebaliknya pelemahan rupiah berdampak negatif terhadap impor. Barang-barang impor menjadi lebih mahal nantinya," tutur dia.

Piter mengingatkan bila rupiah tertekan dalam jangka panjang, dampaknya akan terasa. Saat ini dampak pelemahan rupiah terhadap dolar AS belum terasa. "Pelemahan rupiah ini masih sangat jangka pendek. Dampaknya belum cukup besar," kata Piter.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.