Sukses

Menunggu Data Tenaga Kerja, Dolar AS Menguat Tipis

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.757 per dolar AS hingga 13.772 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan hari ini. Pelaku pasar tengah menunggu data tenaga kerja AS.

Mengutip Bloomberg, Kamis (5/4/2018), rupiah dibuka di angka 13.765 per dolar AS, tak berbeda jauh jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.766 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.757 per dolar AS hingga 13.772 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 1,54 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.767 per dolar AS. Patokan hari ini melemah sedikit jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.760 per dolar AS.

Dolar AS memang naik tipis di kawasan Asia pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS kembali menguat setelah mengalami tekanan yang cukup dalam pada perdagangan sebelumnya karena adanya perselisihan dagang AS dengan China.

Penguatan bursa saham AS membantu dolar AS menguat sehingga menekan beberapa nilai tukar Asia seperti rupiah dan beberapa lainnya.

Untuk diketahui, pada penutupan perdagangan saham Rabu, indeks saham Dow Jones menguat 230,66 poin atau 0,96 persen ke posisi 24.264,02. Indeks saham S&P 500 mendaki 30,23 poin atau 1,16 persen ke posisi 2.644,68. Indeks saham Nasdaq menanjak 100,83 poin atau 1,45 persen ke posisi 7.042,11.

"Tapi ini masih terlalu dini bahwa dolar AS tak akan melemah lagi," jelas analis IG Securities di Tokyo, Junichi Ishikawa seperti dikutip dari Reuters.

Saat ini pelaku pasar tengah menunggu data ekonomi AS yaitu data tenaga kerja. Jika data tersebut membaik kemungkinan penguatan dolar AS akan semakin tinggi sehingga bisa menekan mata uang Asia termasuk rupiah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gebrakan Perry Warjiyo Stabilkan Nilai Tukar Rupiah

Sebelumnya, Gubernur terpilih BI, Perry Warjiyo, telah menyiapkan beberapa strategi untuk mengelola sistem moneter nasional. Salah satunya adalah menjaga stabilitas rupiah dalam kondisi normal maupun saat sedang terpuruk.

"Kebijakan BI selalu akan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan kondisi fundamental dan ini juga sudah digariskan sesuai selama ini, dan terus akan kita lakukan," kata Perry Selasa kemarin. 

Dalam kondisi normal, nilai tukar rupiah akan lebih banyak ditentukan oleh mekanisme pasar. Namun, dalam kondisi tertentu BI harus melakukan beberapa intervensi.

"BI tidak segan-segan dalam kondisi nilai tukar mendapat tekanan kita melakukan intervensi baik dalam menyuplai dolar di pasar valas maupun juga membeli SBN (Surat Berharga Negara) di pasar sekunder," ujarnya.

Kendati demikian, ia menyatakan bawa saat ini kondisi nilai tukar rupiah masih relatif stabil.

"Nilai tukar kita dalam beberapa waktu terakhir itu relatif stabil dan sekarang pun juga aliran masuk modal asing sudah masuk kembali dan itu akan menjadi stabilitas kita." jelas dia. 2 dari 3 halaman  

3 dari 3 halaman

Pendalaman Pasar Keuangan

Selain itu, Perry mengatakan ia juga akan melakukan pendalaman pasar keuangan sebagaimana juga sudah dilakukan selama ini.

Akselerasi pendalaman pasar keuangan menjadi salah satu prioritas kebijakan - kebijakan BI selama ini dan akan terus dilakukan.

"Begitu banyak sudah kita lakukan dan capai antara lain misalnya untuk volume pasar valas yang sekarang ini rata-rata bagus ya Rp 6 miliar per hari dan juga instrumen derivatif (produk turunan) pelindung nilai itu kurang lebih 40 persen dan itu mendukung juga stabilitas nilai tukar." jelas dia. 

Perry mengungkapkan, BI bersama OJK dan Kementerian Keuangan akan terus berkoordinasi menjadikan pendalaman pasar keuangan untuk mendorong pembiayaan - pembiayaan proyek infrastruktur.

"Fokusnya adalah seperti itu sehingga bagi infrastruktur yang memang bisa dibiayai secara komersial oleh swasta itu bisa dibiayai atau diterbitkan sekuritas dan lain - lain sehingga dalam konteks ini bisa mengurangi beban baik fiskal maupun bebannya APBN. Kami terus koordinasi itu untuk terus fokus ke sana," pungkas dia. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.