Sukses

Strategi 2 Perusahaan Perkuat Merek

BRI kini juga sedang berusaha ambil kesempatan bonus demografi Indonesia terutama generasi milenial.

Liputan6.com, Jakarta - BRI tengah berusaha branding untuk menggaet nasabah dari kalangan muda. Bila selama ini BRI fokus pada usaha mikro, sekarang berusaha mengambil kesempatan dari adanya bonus demografi di Indonesia.

Prilly Savitri, vice president of marketing communication BRI mengatakan hal itu pada sebuah sesi diskusi pemasaran di Jakarta, (27/2/2018).

Prilly mengakui, dulu BRI memang terkenal sebagai bank ndeso, tapi sekarang tengah berusaha branding untuk mengubah perspektif tersebut.

Yang jadi target BRI tentu saja kaum milenial yang aktif dalam sosial media. Untuk mendapatkan perhatian para milenial, sehingga branding yang cerdas menjadi kunci penting.

Untuk melakukan transformasi brand, BRI bekerja sama dengan Markplus, Inc yang didirikan oleh Hermawan Kartajaya. Ia juga mendirikan Asia Marketing Federation (ASF).

Tidak hanya BRI, Garuda Indonesia juga berusaha memperkuat merek. Meskipun masih populer dan kerap mendapatkan penghargaan internasional, Garuda Indonesia tetap berusaha memperkuat brand mereka bersama Markplus, Inc.

"Bringing Indonesian Hospitality to the World" (Membawa kesantunan Indonesia ke Dunia) menjadi semboyan Garuda Indonesia untuk memperkuat brandnya, ungkap Cikra Wikastri, senior manager digital sales enhancement Garuda Indonesia pada sebuah sesi diskusi pemasaran di Jakarta (27/2/2018).

Ahli pemasaran Hermawan Kartajaya, mengatakan bahwa kekuatan Garuda Indonesia memang berada di sumber daya manusia, sehingga bisa memberikan rasa seperti di rumah ke para penumpang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Festival Pemasaran Indonesia Kembali Hadir

Sebelumnya, MarkPlus Inc dan Marketeer kembali menggelar Indonesia Marketeers Festival pada 2018, yang mempertemukan pelaku sales, service, dan promosi.

Pada festival tersebut tidak hanya membahas tema dari segi bisnis, tetapi juga dari faktor-faktor eksternal yang dapat memberi pengaruh pada pelaku bisnis, seperti pengaruh pilkada dan pemilihan presiden mendatang. Demikian mengutip siaran pers dari Indonesia Marketeers Festival 2018 yang diterima Liputan6.com, Selasa 27 Februari 2018.

Isu lain yang dibahas adalah disrupsi teknologi di dunia bisnis, yaitu bagaimana teknologi yang sejatinya dipakai untuk mempermudah hidup manusia malah berpotensi memberikan efek yang tidak diinginkan. Beberapa contoh efek dari disrupsi teknologi pada bisnis adalah ancaman hilangnya lapangan pekerjaan karena "dicuri" oleh robot, serta potensi serangan hacker.

Saat ini, serangan hacker adalah gangguan teknologi yang paling mengancam, sebab zaman sekarang makin banyak industri yang bergantung pada dunia digital, antara lain industri ritel dan perhotelan.

Pada acara ini juga gelar roadshow yang diselenggarakan di 17 kota. Acara ini sendiri akan dibuka di Palembang dan akan menyambangi berbagai kota di Indonesia selama dua hari sebelum ditutup di Denpasar pada 26 April 2018. Festival ini didukung oleh Pertamina, Kementerian Pariwisata, Bank BRI, Jiwasraya, JNE, Mayora, dan Garuda Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.