Sukses

Tekan Kriminalitas, Polisi di Belanda Buru Orang Kaya Palsu

Polisi di Belanda yang berada di Kota Rotterdam punya cara unik untuk mengurangi tingkat kriminalitas di daerah tersebut. Begini caranya.

Liputan6.com, Rotterdam - Polisi di Belanda yang berada di Kota Rotterdam punya cara unik untuk mengurangi tingkat kriminalitas di daerah tersebut. Mereka sedang menjalankan program untuk mencari orang kaya palsu, yakni orang senang menggunakan pakaian dan barang bermerek namun sebenarnya tidak benar-benar mampu membelinya.

Pihak berwenang Rotterdam yang menemukan orang seperti ini akan memberikan pertanyaan untuk mereka. Jika orang tersebut tidak bisa memberikan jawaban meyakinkan darimana bisa mendapatkan barang mewah itu, polisi akan menyitanya.

Dilansir dari odditycentral.com, Rabu (24/1/2018), meski unik, program tersebut memicu kontroversi dari banyak pihak. Tapi kepolisian Rotterdam mengatakan, mereka akan mencoba menjalankan program tersebut dalam waktu singkat untuk melihat efektivitasnya.

Ide utama dibalik program ini adalah untuk mencegah pencurian dengan mengirimkan sinyal bahwa pelaku tidak akan dapat menyimpan barang curian mereka.

"Sering ada anak muda yang menganggap dirinya tidak bisa tersentuh hukum. Padahal barang-barang yang ia dapat adalah dari cara ilegal. Kami pun akan mengambil barang yang mereka miliki di jalan," kata Kepala Polisi Rotterdam Frank Paauw.

"Kami pernah mengambil Rolex dari tangan anak muda. Seringnya itu menjadi simbol status bagu mereka. Banyak juga yang berjalan menggunakan jaket seharga 1.800 euro padahal mereka tifak memiliki penghasilan. Pertanyaannya, dari mana mereka bisa mendapat barang-barang tersebut," lanjutnya lagi.

Meski demikian, program ini mendapat kritik yang cukup keras. Banyak orang menganggap hal ini akan berdampak pada kecenderungan rasisme yg semakin besar di masyarakat.

"Polisi tidak akan menganggap seorang pria kulit putih berkeliaran dengan jaket mahal sebagai seorang kriminal. Sementara kalau mereka kulit hitam, akan berbeda ceritanya," kata seorang penduduk Rotterdam bernama Quincy.

Hal yang sama juga dikatakan oleh penduduk Rotterdam lain bernama Ted. Ia menganggap kebijakan yang diterapkan polisi ini sangat aneh.

"Saya rasa ini cara yang aneh untuk menangkap kriminal. Kenapa mereka tidak memilih menangkap pengedar narkoba saat sedang melakukan transaksi," ungkap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini