Sukses

Pakai Aplikasi, Biaya Pengiriman Logistik Lebih Hemat 25 Persen

Dengan memakai aplikasi, proses menunggu barang yang seringkali memakan waktu di pelabuhan bisa dipangkas.

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan jasa logistik kini mulai memanfaatkan aplikasi berbasis sistem android maupun IOS dalam bisnisnya. Kehadiran aplikasi diklaim bisa menghemat biaya pengiriman logistik hingga lebih dari 25 persen. 

Salah satunya dilakukan PT Aditya Aryaprawira, perusahaan pengapalan dan logistik yang meluncurkan aplikasi e-logistik yang bernama ABC Online.

Presiden Direktur PT Aditya Aryaprawira, Adharta Ongkosaputra mengatakan penggunaan pengiriman barang atau logistik lewat aplikasi online akan mampu meminimalkan biaya tinggi dalam proses logistik.

Hal ini karena proses menunggu barang yang seringkali memakan waktu di pelabuhan bisa dipangkas. Bahkan diperkirakan bisa hemat biaya pengiriman hingga lebih dari 25 persen.

“Transformasi digital saat ini merupakan kunci sukses dalam bisnis logistik," jelas dia, Senin (22/1/2018).

Dia menambahkan bahwa aplikasi e-logistik ABC Online berupaya untuk memberikan layanan berupa pengiriman barang kepada pelanggan atau dalam bidang logistik secara umum.

"ABC Online memiliki tiga pelayanan dalam bidang logistik yang tercermin dari namanya. Pertama adalah pengiriman barang melalui air cargo. Kedua adalah layanan pengiriman melalui break bulk. Serta terakhir adalah layanan melalui menggunakan kontainer," kata dia.

Adharta mengatakan dengan semakin meningkatnya penggunaan smartphone serta penggunaan internet saat ini, maka kehadiran aplikasi bagi pengguna jasa logistik turut memudahkan.

Upaya mendukung layanan logistiknya, perseroan berkolaborasi dengan PT Garuda Indonesia Cargo dan PT Pelayanan Meratus Line.

Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat jaringan dan layanan agar pengguna merasa nyaman, cepat, akurat, murah dan terpercaya. 

Senior Manager Kargo and Marketing PT Garuda Indonesia Cargo, Deni Ibrahim mengatakan, menyambut positif adanya aplikasi logistik ini sekaligus berharap kerjasama antarperusahaan yang telah terjalin saat ini bisa lebih ditingkatkan. 

"Sebagai terobosan untuk memudahkan kegiatan jasa logistik, aplikasi e-logistic mobile hendaknya juga mampu berperan dalam mendukung program pemerintah membangun pertumbuhan ekonomi yang mengacu pada sistem logistik nasional (sislognas)," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Darmin: Bisnis Logistik Belum Mampu Imbangi Kemajuan E-Commerce

Darmin: Bisnis Logistik Belum Mampu Imbangi Kemajuan E-Commerce

Ekonomi berbasis elektronik atau e-commerce terus berkembang di Indonesia. Namun para pedagang elektronik nasional masih terkendala pembangunan pusat logistik di sejumlah pulau, sebagai upaya membuat biaya pengiriman logistik menjadi lebih murah.

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, selama ini bisnis perdagangan secara elektronik seringkali terkendala biaya logistik yang belum efisien akibat infrastruktur logistik yang berdaya saing rendah.

"Kemajuan e-commerce belum mampu diimbangi oleh bisnis logistik. Selama ini tersentral di pusat (Jakarta)," kata Darmin usai membuka munas Himpunan Alumni IPB di IPB International Convention Center, Bogor, Sabtu (16/12/2017).

Padahal ekonomi berbasis elektronik semakin berkembang di Indonesia. Menurutnya, potensi ekonominya luar biasa besar dan menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional.

Untuk itu, potensi UKM untuk mengembangkan bisnis dan memanfaatkan kanal ekonomi berbasis elektronik perlu didukung.

"Memang masalahnya logistik. Itu tidak bisa membangun sendirian. Kita harus membangun sistemnya. Apa saja? Ya membangun gudang, angkutan, dan informasi," sebut Darmin.

Kondisi saat ini, lanjut Darmin, perdagangan berbasis elektronik Indonesia sudah jauh ketinggalan dengan negara luar. Terutama dari segi produk maupun bentuk logistik.

"Terus terang kita sudah ketinggalan dengan negara luar," ungkap Darmin.

Darmin mengatakan, kedepan produk-produk UMKM lokal harus menjadi tuan rumah di negara sendiri dan bukan hanya menjadi penonton dan tergerus produk asing.

"Di era e-commerce kita harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri," kata dia.

Di samping pemerintah berupaya meningkatkan daya saing dan kualitas produk lokal, para UKM juga harus mulai konsisten terhadap produk, kualitas, branding, dan packaging.

Hal ini dilakukan agar produk lokal tidak terus menjadi penonton gelontoran produk asing yang menguasai pasar Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Darmin juga berharap ada perbaikan di Himpunan Alumni IPB terutama dibidang pertanian, karena masih banyak masyarakat petani yang membutuhkan pendampingan dari mereka.

"Diperlukan adanya transformasi agar lebih fokus dan lebih baik dibidang pertanian," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.