Sukses

Wamen ESDM Imbau Masyarakat Mampu Tak Pakai Elpiji 3 Kg

Kementerian ESDM menyadari masih banyak keluarga mampu, tetapi masih menggunakan gas elpiji 3 Kilogram (kg).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian ESDM menyadari masih banyak keluarga mampu, tetapi masih menggunakan gas elpiji 3 kilogram (kg). Padahal, elpiji 3 kg adalah gas subsidi yang diperuntukkan masyarakat yang tidak mampu.

Masih ada masyarakat mampu menggunakan elpiji 3 kg tersebut yang bisa menjadi pemicu keresahan masyarakat kurang mampu yang lebih membutuhkan.

"Makanya bagi yang mampu disarankan tidak pakai elpiji 3 kg," tegas Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar di kantornya, Jumat (8/12/2017).

Untuk mendorong penggunaan gas elpiji 3 kg tersebut, Kementerian ESDM juga mendapatkan komitmen kepada seluruh gubernur dan wali kota untuk menganjurkan kepada para PNS-nya tidak menggunakan gas elpiji 3 kg.

Archandra menambahkan, dari hasil koordinasi dengan PT Pertamina (Persero), saat ini stok elpiji jauh di atas batas ketentuan minimal 11 hari. Setidaknya, stok yang dimiliki Pertamina saat ini mencapai 20 hari.

"Jadi kalaupun ada kelangkaan itu memang adanya hambatan dalam pasokan, itu pun hanya di beberapa kota, seperti salah satunya Gorontalo," ucap dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertamina Ungkap Terjadinya Kelangkaan Elpiji 3 Kg

Sebelumnya, PT Pertamina menemukan ada beberapa penyebab terjadinya kelangkaan elpiji 3 kilogram (kg) di pasaran. Salah satunya, penyerapan elpiji 3 kg yang tak sesuai peruntukan bagi warga miskin.

"Tingginya permintaan terhadap LPG 3 kg bersubsidi ini ditengarai akibat penggunaan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Hal ini diperkuat dengan adanya temuan di lapangan bahwa LPG 3 kg bersubsidi digunakan pengusaha rumah makan, laundry, genset, dan rumah tangga mampu," ujar VP Corporate Communication, Adiatma Sardjito.

Berdasarkan data penyaluran harian elpiji 3 kg bersubsidi, hingga akhir November 2017 lalu, realisasi penyaluran mencapai 5,750 juta MT, atau 93 persen dari kuota yang ditetapkan pada APBN-P 2017 sebesar 6,199 juta MT.

"Sampai dengan akhir Desember 2017, penyaluran LPG 3 kg bersubsidi diperkirakan akan melebihi kuota sekitar 1,6 persen di atas kuota APBN-P 2017 tersebut," tambah Adiatma.

Dia mengaku, Pertamina bersama Pemda dan Hiswana Migas, melakukan upaya pengamanan ketersediaan elpiji 3 kgbersubsidi pada periode awal Desember 2017.

Upaya tesebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasokan elpiji 3 kg bersubsidi di masyarakat dengan melakukan pemeriksaan lapangan, operasi pasar, dan penambahan pasokan di sejumlah titik yang diduga terjadi kelangkaan pada periode awal Desember 2017.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.