Sukses

Menko Luhut Yakin RI Tak Perlu Impor Kapal Selam Lagi

Sekitar 50 pekerja Indonesia yang baru saja kembali dari pelatihan pembangunan kapal di Korea Selatan.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yakin Indonesia tidak akan mengimpor kapal selam lagi dari negara lain.

Keyakinan tersebut disampaikannya usai meninjau perkembangan proyek Alutsista (Alat Utama Sistem Pertahanan) maritim, seperti kapal selam yang sedang digarap oleh PT PAL Indonesia di Surabaya.

"Kapal (selam) ini lebih bagus dari yang pertama. Ada 206 orang yang dikirim ke luar negeri untuk sekolah dan kembali ke Indonesia. Mereka ini jadi embrio agar Indonesia bisa membangun kapal bagus lainnya. Saya yakin kita tidak perlu impor lagi," kata Luhut dalam keterangan resminya seperti dikutip Selasa (21/3/2017).

Dalam pertemuan dengan jajaran direksi PT PAL, Satgas Angkatan Laut, hadir pula sekitar 50 pekerja Indonesia yang baru saja kembali dari pelatihan pembangunan kapal di Korea Selatan.

Proyek ini adalah bagian dari kerja sama antara Kementerian Pertahanan dengan galangan kapal asal Korea Selatan, DSME. Kerja sama tersebut meliputi pembuatan tiga kapal selam dan mendidik sumber daya manusia Indonesia belajar membuat kapal selam ke negara tersebut.

"Saya senang melihat perkembangan pembangunan kapal yang sudah jadi ini, Anda kembali dari Korea Selatan untuk mengembangkan alutsista kita. Saya percaya kalian dapat menciptakan yang lebih canggih lagi di masa datang," Luhut mengatakan.

Ia menambahkan, bagus atau tidaknya kualitas kapal selam tersebut bergantung pada pekerjanya. Untuk itu diperlukan etos kerja dan disiplin. Dengan kemampuan ini, Luhut mengaku belum sebaik beberapa negara tetangga Indonesia, seperti Vietnam.

"Kami akan mempelajari mengapa Vietnam bisa mengekspor sampai 300 kapal dalam setahun. Vietnam ini negaranya lebih kecil dengan jumlah penduduknya hanya seperenam dari jumlah masyarakat Indonesia," kata Mantan Menko Polhukam itu.

Walaupun demikian, Luhut percaya Indonesia mampu mengembangkan industri kapal selam karena orang-orang Indonesia sangat diakui keahliannya tidak kalah dari pekerja negara lain, menurut pengalamannya berkunjung ke pabrik Cassa, Airbus dan lainnya.

"Orang-orang asing mengatakan kepada saya yang harus ditingkatkan lagi adalah efisiensi, disiplin dan produktivitas. Ini penting agar kita bisa menjadi bangsa besar. Kita bisa buat sendiri tidak perlu impor, sehingga kita bisa menjadi negara bahari yang hebat," ucap dia.

"Pesan saya, manajemen juga harus melakukan efisiensi dengan memaksimalkan transaksi melalui bank transfer dan meningkatkan transparansi," Luhut berharap. ‎

‎Praktik Monopoli di Pelabuhan

Dalam kunjungan ke Surabaya, Menko Kemaritiman Luhut turut meninjau Terminal Teluk Lamong. Pada kesempatan tersebut, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo  yang ikut mendampingi Menko Maritim menyampaikan permohonan agar pemerintah pusat memberikan wewenang izin pengembangan pelabuhan kepada pemerintah provinsi.

Luhut langsung mendukung usul tersebut demi meningkatkan efisiensi. Pelindo III dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur diminta untuk membangun kerja sama yang sinergis.

"Kita bikin mudah lah, jangan mempersulit diri sendiri, kalau memang perlu selesai di sini saja. Dari Jakarta kita beri tahu saja, diinfokan ada begini. Kalau itu terjadi saya kira akan banyak menghemat cost kita," katanya.

Luhut menyinggung masih adanya praktik monopoli di pelabuhan sehingga menghambat produktivitas dan efisiensi. "Tidak boleh lagi ada monopoli di pelabuhan, sehingga harga-harga bisa ditekan," ujarnya,

Mengenai masih adanya tumpang tindih kewenangan pengelolaan pelabuhan antara Pelindo dan Kementerian Perhubungan, Menko Luhut mengatakan pemerintah sedang membenahi hal tersebut.   

"Menteri Perhubungan sudah mengerjakan ini dengan cepat dan akan menyerahkan ke Pelindo, mungkin juga ke swasta karena kalau semua pembangunannya memakai APBN nanti akan lama selesainya," paparnya.

Terakhir, Luhut meminta pengelola pelabuhan untuk menertibkan kapal-kapal yang masih membuang sampah ke laut dan menerapkan garbage fee untuk mengurangi pembuangan sampah ke laut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.