Sukses

Neraca Perdagangan RI Diprediksi Defisit Lagi di Januari

Defisit neraca perdagangan akibat kontraksi kinerja ekspor lebih besar dibanding impor.

Liputan6.com, Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia di Januari 2016 diperkirakan akan kembali defisit, seperti realisasi Desember 2015. Tren ini bergerak akibat kontraksi kinerja ekspor lebih besar dibanding impor.

Menurut analisa dari Moody's, neraca perdagangan Indonesia bakal berbalik negatif setelah berbulan-bulan di tahun lalu mencatatkan surplus karena penurunan ekspor lebih rendah ketimbang impor.

Namun kini, ekspor terus mengalami pelemahan seiring perlambatan ekonomi dunia, termasuk China sehingga berdampak pada permintaan global. Hal ini menyebabkan defisit perdagangan di Indonesia tak mampu terelakkan lagi karena China merupakan mitra dagang utama Negara ini.  

"Kinerja ekspor pada Januari 2016 turun 15,4 persen, sedangkan impor melemah 6,2 persen. Dengan demikian, perkiraan defisit neraca perdagangan pada awal tahun ini sebesar US$ 600 juta," ujar Ekonom Grup Research DBS Bank Ltd, Gundy Cahyadi di Jakarta, Senin (15/2/2016).


Proyeksi defisit tersebut lebih tinggi daripada realisasi neraca perdagangan pada akhir tahun lalu yang sebesar US$ 230 juta, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Dihubungi terpisah, Kepala Ekonom dari Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memperkirakan hal yang sama. Perdagangan Indonesia bakal kembali mencetak defisit.

"Saya kira masih tetap defisit, karena harga minyak dan komoditas sebagai andalan ekspor, harganya masih turun selama Januari 2016," jelasnya.

Kinerja impor, kata Lana, mengalami sedikit peningkatan terutama pada impor bahan baku dan minyak. Sedangkan impor barang modal masih turun meskipun pemerintah telah memacu penyerapan anggaran untuk investasi pembangunan infrastruktur di awal tahun.

"Belanja modal pemerintah per Januari ini baru sekitar Rp 8 triliun, jadi belum besar," pungkas Lana. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini