Sukses

Masyarakat Butuh Kereta Cepat Jarak Jauh

Kereta cepat Jakarta-Bandung akan menumbuhkan kota-kota mandiri baru, salah satunya Walini.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada Kamis (21/1/2016) kemarin. Namun meskipun proyek tersebut telah berjalan, masih ada beberapa pihak yang memberikan kritik. 

Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagyo, menjelaskan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung terlalu dipaksakan. Anggapan tersebut ia kemukakan setelah melihat persiapan yang sangat cepat. Sebagai proyek yang menelan biaya hingga lebih dari Rp 70 triliun, seharusnya persiapan kereta cepat ini harus lebih matang.

"Ini studi untuk infrastruktur yang bentuknya masif, tapi hanya memakan waktu tiga bulan. Dulu di Kementerian Ekonomi memutuskan untuk mengganti proyek dengan kereta sedang, tapi saat ini diputuskan untuk kereta cepat," tuturnya di Jakarta (Sabtu (23/1/2016).

Menurut dia, proyek ini seharusnya lebih dipersiapkan dengan matang dan memerlukan perhitungan yang lebih lama lagi untuk menganalisis dampaknya kepada masyarakat. 

Agus menambahkan saat ini Indonesia lebih membutuhkan kereta cepat jarak jauh. Ia pun melihat bahwa kereta cepat untuk rute Jakarta-Surabaya lebih mendesak untuk dibangun. Namun tentu saja untuk merealisasikan hal tersebut tidak perlu terburu-buru. Pembangunan kereta cepat harus dengan perhitungan yang lebih matang. 

Berbeda, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, justru memandang bahwa proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung harus segera dibangun. Keberadaan kereta cepat tersebut akan menumbuhkan kota-kota mandiri baru, salah satunya adalah Walini. 

"Sebagai kota mandiri baru yang berada di tengah-tengah Bandung dan Jakarta, rencana pengembangan Walini saya kira patut diapresiasi. Ini adalah kebijakan tepat untuk mengurangi pertumbuhan penduduk dan kota yang masif di Bandung,” ujarnya. 

Ali mengatakan Walini sangat pas sebagai kota baru berbasis ekonomi hijau dan kampus. "Rencana pengembangan kampus ITB di sana juga cukup bagus. Para pengembang mungkin kini sudah berancang-ancang untuk investasi di sana jika proyek rel kereta api cepat Jakarta-Bandung mulai dibangun,” ucap Ali.

Kota baru Walini diperkirakan berdiri pada lahan seluas 3.000 hektare atau seperlima luas kota Bandung. Kota itu nantinya dirancang mirip dengan kota-kota di Eropa hingga kota baru di Dubai, Uni Emirat Arab. (Apr/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.