Sukses

Ini Cara Krakatau Steel agar Tak Terbebani Kenaikan Tarif Listrik

Anak perusahaan Krakatau Steel mampu menghasilkan produksi listrik 120 mw.

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan tarif listrik secara bertahap sebagai langkah pemerintah untuk mengurangi besaran subsidi energi tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja PT Krakatau Steel.

Direktur Utama Krakatau Steel Irvan Kamal Hakim mengatakan hal ini lantaran perusahaan penghasil baja tersebut mendapatkan suplai listrik dari anak perusahaannya yaitu PT Krakatau Daya Listrik.

"Dalam kasus Krakatau Steel kebetulan sebagian proporsi ini dihasilkan dari anak perusahaan kami yang membuat listrik. Memang memberi dampak tetapi tidak sebenar seperti yang dialami mereka yang tidak punya sumber listrik sendiri," ujarnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Senin (15/9/2014).

Anak perusahaan tersebut mampu menghasilkan 120 mega watt (mw). Jumlah tersebut hingga saat ini masih mencukupi kebutuhan listrik bagi Krakatau Steel.

"Kan kami punya juga pabrik listrik 120 mw, sisanya kalau kami butuh katakan lah 200 mw, yang 80 mw baru kami ambil dari PLN. Sekarang masih tercover. (Dari PLN) saat ini sangat sedikit sekali," lanjutnya.

Meski demikian, Irvan mengaku secara umum bagi industri baja, komponen energi dalam proses produksi mempunyai porsi yang cukup besar, sehingga pasti memberi dampak.

"Tapi dalam kasus yang kami perjuangkan bukan hanya Krakatau Steel, tapi industri baja nasional yang juga pada umumnya menggunakan listrik. Apakah itu industri baja hulu-hilir seperti Krakatau Steel, atau hanya hilir saja seperti pabrik pipa, pabrik paku, dan lain-lain," jelas dia.

Dampak kenaikan listrik ini diakui semakin berat bila industri tersebut merupakan industri hulu di mana bisa berdampak pada kenaikan biaya produksi hingga mencapai 15 persen.

"Kalau di hulu itu pasti komponennya besar, semakin ke hilir makin kurang. Kalau di hulu dampaknya terhadap biaya produksi bisa sekitar 10 persen-15 persen, makin ke hilir bisa sampai 5 persen. Itu komponen biaya listrik dlm biaya produksi. Dalam kasus ini, Krakatau Steel tidak bisa sebesar itu karena masih ada pabrik listrik yang milik sendiri dengan bahan baku gas alam," tandas orang nomor satu Krakatau Steel ini. (Amd/Nrm)

 

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.