Sukses

Krakatau Steel Siapkan Belanja Modal Rp 5,8 Triliun Tahun Ini

PT Krakatau Steel menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 500 juta pada tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta PT Krakatau Steel menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 500 juta setara Rp 5,8 triliun pada tahun ini. Jumlah ini menurun 60% dari perkiraan awal sebesar US$ 800 juta.

Direktur Utama PT Krakatau Steel Irvan K Hakim mengatakan, belanja modal ini hampir seluruhnya dipakai untuk membiayai pabrik pengolahan biji besi yang berlokasi di Cilegon, Banten.

"Capex tahun ini akan kami gunakan untuk mendanai pabrik blast furnace complex sebesar US$ 460 juta- US$500 juta," ujar dia di Kantor Krakatau Steel, Senin (3/3/2014).

Dia mengaku jika dibandingkan dengan tahun lalu, belanja modal yang dianggarkan tahun ini mengalami sedikit kenaikan. Pada 2013, perseroan menginvestasikan belanja modal sebesar US$ 450 juta.

Adapun Penjualan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk pada 2013 tercatat turun 8,9% menjadi US$ 2,08 milliar dibandingkan 2012 yang sebesar US$ 2,29 miliar. Hal ini dipicu akibat anjloknya harga komoditas dunia, termasuk baja dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Turunnya harga jual rata-rata produk baja perseroan sejalan dengan jatuhnya harga baja di pasar internasional dan melemahnya ketidakstabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat," ujar Direktur Utama PT Krakatau Steel Irvan K Hakim.

Dia mencontohkan harga jual rata-rata produk baja hot rolled coil (HRC) yang turun 13,8% karena jatuhnya harga komoditas dunia.

Adapun harga pokok penjualan perusahaan turun 8,1%  sepanjang 2013 menjadi US$ 1.98 juta dibandingkan 2012. Hal itu sejalan dengan penurunan nilai penjualan.

"Selain itu, adanya penurunan harga bahan baku iron ore pellet (IOP) sebesar 15,1% diimbangi kenaikan harga gas masing-masing gas Perusahaan Gas Negara (PGN) sebesar 15% dan gas Pertamina sebesar 43%," lanjutnya.

Dengan penurunan harga jual rata-rata produk baja, menurut Irvan, menyebabkan laba kotor perseroan terpangkas 21,9% menjadi US$ 95,6 juta dibandingkan 2012.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini