Sukses

Pengelola STPDN Rapat Tertutup dengan Alumni

Pertemuan dilakukan untuk membahas metode pengajaran dan pembinaan praja STPDN yang kini di bawah Depdagri. Alumni STPDN mengaku datang untuk memberikan dukungan moral kepada para praja.

Liputan6.com, Jatinangor: Pengelola Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat mengadakan pertemuan tertutup dengan sejumlah alumni STPDN angkatan I-XI serta praja tahun ketiga di Kampus STPDN, Jatinangor, Ahad (28/9). I Nyoman Sumaryadi, salah seorang pengelola STPDN menyatakan pertemuan dilakukan untuk membahas metode pengelolaan sekolah itu dan cara penerapan disiplin tanpa kekerasan. Namun Sumaryadi menolak, menjelaskan alasan ketidakhadiran praja tingkat pertama dan kedua dalam rapat tertutup tersebut.

Zafrizal, alumnus Angkatan I asal Aceh yang mengikuti rapat menuturkan, kedatangan para alumni dimaksudkan untuk memberi dukungan moral kepada para praja dan calon praja. Langkah ini dinilai perlu dilakukan, mengingat kondisi mental mereka agak jatuh pascapemberitaan penyiksaan di STPDN. &quotMereka merasa tertekan dan terpukul,&quot ungkap Zafrizal di Sumedang saat bertelewicara dengan Rosianna Silalahi di Studio SCTV Jakarta, Ahad petang.

Para alumni juga datang untuk menyerahkan draf yang berisi masukan soal perubahan pola pembinaan di STPDN. Draf tersebut selain diusulkan kepada pengelola STPDN, dilayangkan pula kepada Depdagri. Rancangan tersebut, lanjut Zafrizal, memuat pula ketidaksetujuan para alumni terhadap usulan pembubaran STPDN atas dasar adanya kasus penganiayaan. &quotTerlalu naif,&quot tegas Zafrizal. Dia beralasan, kasus kekerasan di STPDN bukanlah dosa lembaga melainkan ulah segelintir oknum [baca: Alumni STPDN: Kecaman Terhadap STPDN Berlebihan]. Namun para alumni tak menolak jika STPDN dilebur dengan Institut Ilmu Pemerintahan (IIP).

Zafrizal juga mengimbau semua pihak yang terkait dengan STPDN agar bersama-sama memperbaiki citra lembaga yang sudah tercoreng. Dalam hal ini dia meminta Inu Kencana, dosen sekaligus anggota Senat STPDN supaya tak vokal lagi membeberkan penyimpangan di sekolah tersebut kepada masyarakat. Lebih baik, lanjut Zafrizal, Inu memberikan waktu dan tenaganya untuk membenahi sistem pengajaran dan pembinaan di STPDN. &quotKami dengan segenap hati akan menerima Pak Inu,&quot janji Zafrizal.

Inu sempat dikecam pihak STPDN karena menyerahkan berkas kasus kriminalitas STPDN kepada DPR. Dalam dokumen tersebut diketahui sejumlah praja STPDN terlibat narkotik dan obat-obatan berbahaya, perilaku seks bebas serta aborsi. Setelah itu, Inu diteror orang tak dikenal. Ancaman mulai berkurang sejak hal itu dilaporkan kepada Kepolisian Resor Sumedang, Mabes Polri, dan DPR [baca: Inu Kencana Meminta Perlindungan A.M. Fatwa].

Menyoal absennya praja STPDN dua tingkat terakhir dalam rapat, Zafrizal mengaku tak tahu-menahu. &quotMungkin karena mereka tak punya waktu,&quot ungkap dia. Meski demikian, Zafrizal menambahkan, para alumni sempat mengunjungi praja tingkat I dan II di barak-barak mereka.(MTA/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini