Sukses

Widji Thukul adalah penyair asal Indonesia

Informasi Profil

  • Nama LengkapWidji Widodo
  • Tanggal Lahir26 Agustus 1963
  • Tempat LahirSurakarta, Jawa Tengah
  • PasanganSiti Dyah Sujirah
  • AnakFitri Nganthi Wani, Fajar Merah

Widji Widodo atau lebih dikenal dengan nama Widji Thukul adalah seorang penyair asal Indonesia. Pria yang lahir pada tanggal 26 Agustus 1963 ini merupakan korban penculikan tahun 1998.

Lahir di Surakarta, Jawa Tengah, Thukul yang merupakan sulung dari tiga bersaudara dilahirkan dalam keluarga yang sangat sederhana. Ketertarikannya dalam dunia puisi terjadi sejak di Sekolah Dasar, hingga ia terjun ke dunia teater di bangku Sekolah Menengah Pertama.

Setelah berkelana ke Jakarta bersama dengan Teater Jagat, Widji bertemu dengan Siti Dyah Sujirah, seorang buruh yang kemudian ia nikahi pada bulan Oktober 1989.

Meskipun hidup sulit, Widji merupakan seseorang yang cukup vokal dalam mengutarakan keresahannya lewat demonstrasi dan terutama lewat puisi. Beberapa demo yang pernah ia pimpin adalah demo petani di Ngawi pada tahun 1994 dan bergabung dengan karyawan PT Sritex di tahun 1995.

Ia bersama dengan aktivis lain dinyatakan hilang pada kerusuhan Mei 1998 dan upaya sang istri yang sudah dimulai dari tahun 2000 belum juga menemukan titik terang hingga hari ini.

Sejarah Widji Thukul Harus Diluruskan

Wiji Thukul, aktivis yang kerap kali berseberangan dengan pemerintah di masa Orde Baru, mendapatkan penghargaan dari Xanana Gusmao. Mantan Perdana Menteri dan Presiden Timor Leste itu mewakili Brigada Negra, kelompok tentara klandestin bagian dari Falintil, cikal bakal militer negeri itu.

Xanana menyerahkan piagam penghargaan dalam posisinya sebagai mantan Panglima Falintil. Thukul, yang hingga kini keberadaannya tak diketahui, mendapat penghargaan karena merupakan bagian dari Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang dahulu mendukung kemerdekaan Timor Leste.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, kebenaran berita ini harus dicari tahu. Karena awalnya, hilangnya Thukul ini dikaitkan dengan penculikan aktivis.

Sebab, lanjut dia, kalau benar ternyata Thukul tidak diculik, maka ini adalah black mail terhadap negara khususnya institusi militer Indonesia.

Namun, kata Fahri, jika ada sejarah yang keliru maka publik jangan menyalahkan negara.

Penghargaan dari Xanana

Keluarga aktivis Wiji Thukul enggan berkomentar banyak perihal penghargaan dari Xanana Gusmao, mantan Perdana Menteri dan Presiden Timor Leste mewakili Brigada Negra, kelompok tentara klandestin bagian dari Falintil, cikal bakal militer negeri itu.

Di media sosial beredar tulisan bahwa Wiji Thukul mendapat penghargaan dari Xanana Gusmao. Alasannya, Wiji Thukul telah membantu Timor Leste merakit bom dan memasok senjata untuk milisi setempat. Penghargaan tersebut diwakilkan putri sulungnya Fitri Nganthi Wani.

Rumah keluarga Wiji Thukul di Jagalan, Solo, Jawa Tengah sempat tertutup rapat untuk beberapa lama. Tak berselang lama, istri Wiji Thukul, Diah Sujirah atau biasa disapa Mbak Pon menemui wartawan yang hendak meminta konfirmasi.

Dalam perbincangan itu, Diah Sujirah membeberkan, putrinya memang pergi ke Timor Leste. Fitri Nganthi Wani baru saja tiba di kediamannya di Kampung Jagalan pada Jumat (18/11/2016) pagi tadi.

"Sama anakku saja nanti. Ia baru tidur, aku kasihan kalau membangunkan. Wani baru tadi pagi sampai di rumah," kata Diah Sujirah.

Saat ditanya tentang kabar jika suaminya berjasa untuk Timor Leste, dia kaget. Selama 18 tahun sejak suaminya hilang pada 1998, ia baru mendengar cerita itu. "Saya denger baru ini, " ucap dia.