Sukses

Informasi Umum

  • PengertianMenurut KBBI, nuklir adalah sesuatu yang berhubungan dengan atau menggunakan inti atau energi (tenaga) atom.

Berita Terkini

Lihat Semua
Topik Terkait

    5 Jenis Bom Nuklir Terbesar yang Pernah Diuji Coba

    1. Tsar Bomba (RDS-220 Hidrogen Bomb)

    Bom hidrogen RDS-220, juga dikenal sebagai Tsar Bomba, adalah bom termonuklir paling kuat yang pernah dibuat. Bom ini diledakkan oleh Uni Soviet pada 30 Oktober 1961 di atas Pulau Novaya Zemlya di Laut Arktik Rusia.

    Bom hidrogen dijatuhkan oleh pembom Tu-95 menggunakan parasut yang besar.

    Ledakan terjadi 4 km di atas tanah, menghasilkan tenaga 50Mt, yang diyakini setara dengan daya ledak dari ledakan simultan dari 3.800 bom Hiroshima.

    Tsar Bomba mengandung tiga tahap, tidak seperti senjata termonuklir normal yang meledak hanya dalam dua tahap.

    Sementara, penambahan tahap ketiga meningkatkan daya ledak dari termonuklir, hasil aktual bom 100Mt berkurang hingga 50 perseb untuk membatasi debu radioaktif.

     

    2. B41 Nuclear Bomb

    B41 atau Mk-41 dengan kekuatan 25Mt adalah senjata termonuklir paling kuat yang pernah diteruskan oleh Amerika Serikat.

    Sekitar 500 bom diproduksi antara 1960 dan 1962, yang masih beroperasi hingga Juli 1976.

    Pengembangan Mk-41 dimulai pada tahun 1955 untuk memenuhi persyaratan Angkatan Udara AS untuk senjata api termonuklir kelas B (10.000 lb).

    Prototype yang diuji diberhentikan selama Operasi Hardtack Tahap I pada tahun 1958.

    Senjata termonuklir tiga tahap terutama didorong oleh deuterium-tritium dan diyakini telah menggunakan bahan bakar deuterida Lithium-6 (95% persen pengayaan) untuk tahap fusi.

    Dua versi diproduksi, versi "bersih" (tahap ketiga terbungkus timbal) dan versi "kotor" (uranium terbungkus), keduanya dijatuhkan dengan melampirkan dua parasut untuk detonasi yang tertunda.

     

    3. TX-21 "Shrimp" (Castle Bravo)

    Senjata termonuklir TX-21 "Shrimp" diledakkan oleh AS pada 1 Maret 1954 selama uji coba senjata nuklir terbesarnya, Castle Bravo, di Bikini Atoll di Kepulauan Marshall. Ledakan itu menghasilkan kekuatan ledakan 14,8 Mt.

    TX-21 juga merupakan varian bawah dari senjata termonuklir TX-17 yang pertama kali diuji selama latihan Castle Romeo pada 1954, dan menggunakan bahan bakar fusi deuterida lithium.

    Bahan bakar untuk bom hidrogen dua tahap ini terdiri dari 37 persen hingga 40 persen Lithium-6, diperkaya deuteride tertutup dalam tamper uranium alam.

    TX-21 meledak 7 kaki di atas permukaan dan kejatuhan radioaktif tersebar di lebih dari 11.000 km2. Ledakan itu menyebarkan zat radioaktif ke beberapa bagian Asia, Australia, AS dan Eropa.

     

    4. Mk-17/ Ec-17

    Mk-17, dengan berat lebih dari 18 ton, adalah senjata nuklir termonuklir terberat yang pernah dibuat oleh AS.

    Itu juga bom hidrogen operasional pertama Angkatan Udara AS. Mk-17 memiliki perkiraan kekuatan 10Mt hingga 15Mt.

    Sekitar 200 bom Mk-17 diproduksi pada tahun 1955 dan bom tersebut dipensiunkan dari dinas Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) pada 1957. Bom besar dan berat.

    Bom itu udara dijatuhkan oleh pesawat pembom B-36 menggunakan parasut 64ft tunggal untuk menunda jatuhnya bom, sehingga pesawat memiliki waktu tambahan untuk melarikan diri dari dampak detonasi.

     

    5. Mk24/B-24

    Bom termonuklir Mk-24, yang merupakan salah satu senjata nuklir paling kuat yang dibangun oleh AS, dirancang berdasarkan perangkat uji Yankee.

    Yankee adalah salah satu dari enam ledakan dalam seri uji coba detonasi nuklir Castle. Mk-24 diproduksi dalam sejumlah konfigurasi dengan daya ledak mulai dari 10Mt hingga 15Mt.

    MK-24 memiliki penampilan yang mirip dengan bom termonuklir Mk-17. menghasilkan kekuatan 105 Mk-24s antara 1954 dan 1955. Senjata itu akhirnya pensiun dari layanan Angkatan Udara Amerika Serikat pada tahun 1956.

    Prototipe yang digunakan dari Mk-24, yang ditetapkan sebagai EC-24, telah diuji pada 5 Mei 1954 selama tes Yankee menghasilkan kekuatan 13,5Mt

     

    Nuklir Bisa Dimanfaatkan untuk Pertanian

    Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Jazi Eko Istiyanto menjelaskan, selama ini persepsi masyarakat terkait nuklir hanya mengenai senjata pemusnah. Padahal kenyataannya tidak demikian. 

    "Tantangan pertama, persepsi masyarakat tentang nuklir ini diasosiasikan dengan senjata nuklir," kata Jazi dalam konferensi pers Seminar Keselamatan dan Keamanan Nuklir secara virtual, Jakarta, Senin (26/10/2020).

    Jazi mengatakan pemanfaat tenaga nuklir kini tidak hanya untuk persenjataan. Di Indonesia, tenaga nuklir dengan memanfaatkan radiasinya telah dimanfaatkan untuk pertanian.

    Salah satunya pada benih padi beras Sidenuk karya Badan Tenaga Nuklir (Batan). Benih padi ini kata Jazi diberi radiasi nuklir untuk menghasilkan bibit yang masa tanamnya lebih cepat dan hasil yang maksimal. Bibit ini juga jadi lebih berdaya tahan saat mendapat serangan dari hama.

    "Benih beras yang diradiasi nuklir, masa tanamnya jadi lebih singkat, lebih unggul, lebih tahan hama dan lain-lain," kata Jazi.

    Selain itu, radiasi nuklir juga bisa dikembangkan pada dunia perikanan. Ikan-ikan yang akan diekspor sebaiknya diberikan sinar radiasi nuklir untuk meningkatkan kualitasnya.

    Dia menjamin, ikan yang melalui tahapan radiasi sebelum dikirim tidak akan dikembalikan oleh negara tujuan ekspor. Sebab, radiasi dengan tenaga nuklir memungkinkan perlambatan dari pembusukan ikan.

    "Kalau diradiasi jadi akan terlihat tambah lebih sehat. Kalau diekspor pasti tidak akan dikembalikan, karena banyak negara yang melakukan radiasi semacam ini," kata dia.

     

    Seberapa Penting Nuklir untuk Masa Depan Indonesia?

    Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Jazi Eko Istiyanto mengatakan keselamatan dan keamanan nuklir di Indonesia sangat penting. Dua hal ini merupakan bagian penting yang menyangkut masa depan Indonesia.

    Jazi menjelaskan, isu keselamatan dan keamanan nuklir sudah harus menjadi topik perbincangan bersama. Isu ini harus dikaji oleh berbagai pihak dengan latar belakang berbeda.

    "Keselamatan dan keamanan nuklir ini jangan hanya Batan (Badan Tenaga Nuklir Nasional) dan Bapeten, tapi harus jadi isu banyak orang. Karena orang banyak tidak tahu apa itu keselamatan dan keamanan nuklir ini," tutur Jazi dalam konferensi pers Seminari Keselamatan Nuklir secara virtual, Jakarta, Senin (26/10).

    Lebih lanjut dia mengatakan, keamanan nuklir ini perlu menjadi pengetahuan masyarakat umum, khususnya di lingkungan akademisi. Topik keamanan nuklir ini perlu dipahami sebagai tindakan agar tidak ada pihak atau orang jahat yang berusaha menganggu.

    "Keamanan nuklir ini karena adanya orang jahat yang berusaha mengganggu," kata Jazi.

    Sementara terkait keselamatan nuklir merupakan topik penggunaan nuklir sebagai alat teknologi. Dalam hal ini penting diketahui pengguna tenaga nuklir dalam kehidupan sehari-hari ini harus sesuai dengan batas-batas radiasi tertentu.

    "Kalau keselamatan nuklir itu pada alatnya sendiri. Konsumsi alatnya selamat atau tidak, ada uang melebihi batas radiasi atau tidak," Jazi menjelaskan.

    Jazi mengatakan, dalam hal keselamatan dan keamanan nuklir tidak hanya soal pengetahuan akademis saja. Sebaliknya ini juga berhubungan dengan aspek ekonomi.

    Kata Nazi biaya keselamatan yang mahal itu sebenarnya tidak safety. Begitu juga dengan biaya keamanan yang mahal bukan juga tentang perlindungan.

    Semua pihak diajak Jazi untuk bekerja sama dalam menciptakan model keselamatan dan keamanan nuklir yang lebih terjangkau dari sisi harga. Sehingga biasa ketidakamanan dan ketidakselamatan itu mahal.

    "Jadi masih kita pikirkan bersama model-modelnya supaya biaya safety dan security ini juga jadi lebih murah dan biaya unsave atau biaya ketidak selamatan dan ketidakamanan itu lebih mahal," kata dia.