Sukses

Pengertian

Hamil anggur adalah tumor jinak yang berkembang di dalam rahim. Pada kehamilan normal, sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma akan berkembang menjadi zigot, embrio, dan kemudian janin yang mendapatkan asupan dari plasenta.

Namun, pada hamil anggur, kondisi embrio menjadi tidak normal dan plasenta berkembang menjadi massa kista abnormal.

Hamil anggur dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni hamil anggur lengkap dan hamil anggur parsial. Data epidemiologi menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 1.200 kehamilan adalah hamil anggur.

Diagnosis

Untuk menentukan diagnosis hamil anggur, perlu dilakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik secara langsung oleh dokter.

Bila dokter mencurigai diagnosis ke arah hamil anggur, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang tertentu seperti ultrasonografi (USG) dan pemeriksaan hormon beta-human chorionic gonadotropin (-HCG) dalam darah.

Hasil USG pada hamil anggur lengkap dapat menunjukkan tidak adanya janin, tidak adanya cairan ketuban, plasenta tebal disertai kista yang memenuhi rahim, serta kista ovarium.

Sedangkan, hasil USG pada hamil anggur parsial dapat menunjukkan adanya pertumbuhan janin yang terhambat, cairan ketuban yang sangat sedikit, dan plasenta tebal disertai kista.

Hamil Anggur

Gejala

Pada awalnya, hamil anggur dapat menunjukkan tanda-tanda layaknya kehamilan pada umumnya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, terdapat beberapa tanda dan gejala yang dapat timbul pada hamil anggur, yakni:

  • Perdarahan dari vagina berwarna merah terang atau cokelat gelap pada trimester pertama.
  • Mual dan muntah yang hebat.
  • Terkadang, dapat keluar kista menyerupai anggur dari vagina.
  • Rasa nyeri atau tekanan pada dasar panggul, yang cukup jarang dialami.
  • Perkembangan rahim yang sangat cepat, melewati batas normal pada usia kehamilan tertentu.
  • Peningkatan tekanan darah.
  • Kista ovarium.
  • Anemia.
  • Peningkatan aktivitas kelenjar tiroid.

Pengobatan

Bila seseorang mengalami tanda dan gejala yang serupa dengan hamil anggur, disarankan untuk langsung berkonsultasi dengan dokter. Jika seorang wanita memiliki riwayat hamil anggur sebelumnya, dokter dapat menyarankan untuk menunggu enam bulan hingga satu tahun sebelum mencoba untuk hamil lagi.

Dalam kehamilan selanjutnya, dokter juga akan melakukan pemeriksaan USG lebih dini untuk memantau kondisi dan meyakinkan bahwa janin berkembang dengan baik.

Hamil anggur tidak dapat diteruskan sebagai kehamilan normal. Untuk mencegah timbulnya komplikasi, jaringan hamil anggur tersebut harus dikeluarkan.

Beberapa pilihan tindakan yang dapat dilakukan adalah dilation and curretage (D&C). Ini merupakan prosedur di mana mulut rahim dilebarkan dan jaringan hamil anggur tersebut dikeluarkan dengan instrumen vakum.

Namun, bila jaringan hamil anggur cukup besar dan tidak ada rencana untuk kehamilan selanjutnya, dapat dilakukan histerektomi atau pengangkatan rahim.

Setelah dilakukan tindakan, umumnya dokter akan memantau kadar hormon -HCG dalam darah selama enam bulan hingga satu tahun setelahnya, untuk memastikan bahwa tidak ada jaringan hamil anggur yang tertinggal.

Penyebab

Hamil anggur disebabkan oleh sel telur yang melewati proses pembuahan yang abnormal. Dalam kondisi normal, sel tubuh manusia memiliki 46 (23 pasang) kromosom, di mana separuh dari kromosom tersebut didapat dari ayah, dan separuh lagi dari ibu.

Namun, pada hamil anggur lengkap, seluruh kromosom dari sel telur yang dibuahi didapat dari ayah. Karena sesaat setelah terjadi proses pembuahan, kromosom dari sel telur ibu mengalami inaktivasi, dan kromosom dari sel sperma ayah mengalami duplikasi.

Pada hamil anggur parsial, kromosom dari sel telur tetap ada, tetapi kromosom dari sel sperma mengalami duplikasi. Maka dari itu, didapat 69 kromosom dan bukan 46 sebagaimana seharusnya.

Beberapa faktor risiko yang dikaitkan dengan terjadinya hamil anggur, yaitu:

  • Usia kehamilan ibu. Hamil anggur lebih sering terjadi pada ibu hamil yang berusia di atas 35 tahun atau di bawah 20 tahun.
  • Riwayat mengalami hamil anggur sebelumnya.