Sukses

Bahlil Lahadalia adalah Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Kabinet Indonesia Maju era Joko Widodo Ma'ruf Amin.

Informasi Umum

  • NamaBahlil Lahadalia
  • Tempat LahirBanda, Maluku
  • Tanggal Lahir7 Agustus 1976
  • PekerjaanPengusaha
  • JabatanKepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (2019-2024), Ketua HIPMI 2015-2019

Berita Terkini

Lihat Semua
Topik Terkait

    Bekas Sopir Angkot

    Sebelum bisa sukses seperti sekarang, Bahlil Lahadalia mengawali karir wirausahanya dari nol. Sejak usia belia, Bahlil harus berjuang hidup demi bisa mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini juga lekat dengan pahit getirnya membangun bisnis dari bawah.

    Bahlil tidaklah lahir dari keluarga serba ada. Pria 41 tahun ini mengatakan, ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan sementara sang ibu merupakan seorang pembantu rumah tangga. Tetapi justru keterbatasan itulah yang membuatnya menjadi sosok mandiri dan pekerja keras.

    "Saya lahir bukan dari keluarga pengusaha, saya lahir dari ayah sebagai kuli bangunan dan ibu sebagai pembantu rumah tangga. Tapi justru saya bersyukur dengan keadaan tersebut. Kalau saja saya dilahirkan dari keluarga konglomerat, saya belum tentu bisa seperti ini sekarang," tuturnya di acara Inspirato Liputan6.com, Selasa (16/5/2017).

    Jiwa wirausaha memang dimiliki Bahlil sejak kecil. Demi bisa bertahan hidup dan mendapat dana untuk sekolah, berbagai profesi telah dilakoninya. Bahlil pernah menjadi seorang penjual kue hingga berprofesi sebagai supir angkutan umum.

    "Saya sejak SD sudah jualan kue bantu orang tua. SMP sudah jadi kondektur angkot di terminal kenal sama preman-preman. SMA jadi supir angkot, waktu kuliah jadi loper koran. Jadi buruh juga pernah buat cari uang untuk hidup," kata Bahlil.

    Kesibukan berwirausaha tak membuat Bahlil melupakan pentingnya berorganisasi. Karena itu juga adalah bekal dia bisa sukses seperti sekarang ini. Saat duduk di bangku kuliah, Bahlil aktif di organisasi pengurus senat mahasiswa hingga bergabung di Himpunan Mahasiswa Islam. Keaktifan organisasinya juga banyak membantu Bahlil saat merintis bisnis.

    Titik balik dirasakan pengusaha muda satu ini saat ia duduk di semester akhir kuliah. Bahlil bertekad besar agar bisa keluar dari kemiskinan dan kesulitan hidup yang menjeratnya. Ia pun akhirnya memberanikan diri untuk fokus berbisnis.

    Pucuk dicinta ulam pun tiba, kerja kerasnya berbisnis membuahkan hasil. Perusahaan yang dirintisnya, PT. Rifa Capital, akhirnya bisa mereguk sukses. PT Rifa Capital kini memiliki holding dari 10 perusahaan antara lain PT Ganda Nusantara (shipping), PT Pandu Selaras (pertambangan emas), PT MAP Surveilance (pertambangan nikel).

    Pada Februari 2015 lalu, Musyawarah nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) ke-XV menetapkan Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum BPP HIPMI 2015-2018.

    Pengusaha Muda dari Timur Indonesia kini terus melebarkan sayap bisnisnya. Banyak jenis usaha yang telah digarap Bahlil, mulai dari sektor perkebunan, properti, transportasi, pertambangan, dan konstruksi.

    Keluar dari Golkar

    Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membantah dirinya kader Partai Golkar. Bahlil menegaskan, dirinya sudah 10 tahun keluar dari partai berlambang pohon beringin itu.

    "Oh enggak (Partai Golkar). Itu dulu, dulu, sudah 10 tahun lebih (keluar)," kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (23/10/2019).

    Bahlil memastikan, bahwa dirinya masuk dalam kabinet Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin bukan atas usulan Partai Golkar. Dia terpilih dari kalangan profesional.

    "Iya, saya sebagai profesional," ucap Bahlil.

    Di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 sendiri sudah ada tiga kader Golkar. Mereka antara lain, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang menjabat Menko Perekonomian, Agus Gumiwang Kartasasmita menjabat Menteri Perindustrian, dan Zainudin Amali menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga.

    Kepala BKPM

    Presiden Joko Widodo atau Jokowi menunjuk Bahlil Lahadalia sebagai Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) 2019-2024. Bahlil mengaku menteri berasal dari Papua Barat.

    "Kalau dipertanyakan saya dari mana, saya dari Fakfak Papua Barat," ujar Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (23/10/2019).

    Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu mengatakan meski dirinya lahir di Maluku, namun sang ayah asli Fakfak, Papua Barat. Dia meminta agar masyarakat tak lagi membeda-bedakan suku dan ras.

    "Saya lahir di Maluku, tapi ayah saya dari sana (Fakfak). Dan masa sampai hari ini kita masih bicara dikotomi? Kapan negara mau maju?" tutur Bahlil.

    Punya Banyak Perusahaan

    Bahlil Lahadalia adalah satu dari sekian nama baru yang muncul di Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Jokowi. Meski tidak menjadi menteri, namun dirinya menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang juga setingkat menteri.

    Bahlil berasal dari latar belakang profesional. Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini ternyata pengusaha yang mengelola banyak perusahaan.

    Dirinya memimpin PT Rifa Capital, PT Dwijati Sukses dan PT Bersama Papua Unggul. PT Rifa Capital memiliki holding dari 10 perusahaan, beberapa diantaranya ialah PT Ganda Nusantara, PT MAP Surveillance dan PT Pandu Selaras.

    Perusahaan yang Bahlil kelola bergerak di sektor perkebunan, properti, logistik, pertambangan dan konstruksi dan sukses mengeksplorasi 39 ribu hektare lahan tambang batu bara di Fak-fak, Papua Barat, dan 11 ribu hektare lahan nikel di Halmahera.

    Kemudian, PT Bersama Papua Unggul yang dikelolanya pernah memenangkan lelang proyek pembangunan jalan Bofuer-Windesi (MYC) dengan Kementerian PUPR. Pun sama dengan PT Dwijati Sukses yang namanya sering terlihat di situs lelang proyek pemerintah.

    Meski tidak diketahui jumlah pasti kekayaannya, yang jelas, pengelolaan perusahaan yang menggurita ini tentu menghasilkan keuntungan yang besar juga.

    Menteri Invetasi

    Presiden Jokowi dikabarkan akan melantik Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia akan dilantik menjadi Menteri Investasi.

    Pelantikan tersebut akan berlangsung hari ini, Rabu (28/4/2021).

    Selaih Bahlil, Jokowi juga rencananya akan melantik 3 tokoh lain seperti Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko. Dia disebut akan mengisi jabatan sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

    "(Kepala BRIN) Dari Kepala LIPI," kata sumber Liputan6.com di lingkaran Istana saat dikonfirmasi, Selasa (27/4/2021), kemarin.

    Selain Kepala BRIN, sumber itu juga menyebut Jokowi akan melantik Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Dikbud-Ristek). Mantan CEO Gojek tersebut kini menjabat Mendikbud.

    Nama lain yang dikabarkan akan dilantik Jokowi adalah Indriyanto Seno Adji yang akan menjadi anggota Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mantan Plt Wakil Ketua KPK itu menggantikan Artidjo Alkostar.

    "Iya (Indriyanto Seno Adji juga akan dilantik menjadi Dewas KPK)," ujar sumber Liputan6.com di Istana saat dikonfirmasi.

    Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana membentuk Kementerian Investasi. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, pun menanggapi soal potensi BKPM menjadi Kementerian Investasi tersebut.

    "Saya ini pembantu presiden, jadi urusan kebijakan bapak presiden. Kami tidak pada posisi untuk menjelaskan karena bukan domain BKPM. Itu hak prerogatif presiden" kata Bahlil dalam konferensi pers pada Senin (26/4/2021).

    Ia mengatakan BKPM hanya menjalankan tugasnya baik dalam aturan maupun perintah lisan untuk menjaga iklim investasi, meningkatkan realisasi investasi dan memudahkan prosesnya bagi investor dalam negeri dan luar negeri.

    Selain itu, katanya, BKPM melalui investasi yang masuk ke Indonesia membantu mendorong dunia usaha baru.

    Oleh sebab itu, ia tidak bisa berkomentar lebih lanjut mengenai rencana Jokowi tersebut. "Itu positioning kami. BKPM tidak memiliki kewenangan penjelasan detail terkait itu," jelasnya.

    Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengaku enggak menyebut nama Tom Lembong dalam paparan realisasi investasi Indonesia (dok: Tira)