Sukses

Jokowi Resmikan Pembangunan Proyek Hilirisasi, Saham PTBA Menguat

Saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menguat pada perdagangan Senin, 24 Januari 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembangunan pabrik gasifikasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) di Muara Enim, Sumatera Selatan. Jokowi menyebutkan, proyek hilirisasi ini akan menekan biaya impor terhadap LPG.

Selain itu, setelah pabrik beroperasi akan menekan biaya subsidi pemerintah kepada masyarakat pengguna LPG setelah beralih ke DME.

"Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) saya nyatakan dimulai,” tutur Jokowi dalam Groundbreaking yang disiarkan virtual, Senin, 24 Januari 2022.

Lalu bagaimana dampaknya terhadap saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA)?

Mengutip data RTI, Senin (24/1/2022) pukul 14.21 WIB, saham PTBA melonjak 0,35 persen ke posisi Rp 2.840 per saham. Saham PTBA dibuka stagnan Rp 2.830 per saham. Saham PTBA berada di level tertinggi Rp 2.890 dan terendah Rp 2.820 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.613 kali dengan volume perdagangan 274.169. Nilai transaksi Rp 78 miliar.

Penguatan saham PTBA ini terjadi di tengah koreksi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang signifikan. Pada pukul 14.27 WIB, IHSG merosot 1,1 persen ke posisi 6.651. Indeks LQ45 tergelincir 1,2 persen ke posisi 948. Seluruh indeks acuan melemah.

Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.71,26 dan terendah 6.649,38. Sebanyak 369 saham melemah sehingga menekan IHSG. 167 saham menguat. 139 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.068.281.

Total volume perdagangan 16,3 miliar saham dan nilai transaksi Rp 7,9 triliun. Investor asing jual saham Rp 116,2 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.299.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jokowi: Bila RI Setop Impor LPG dan Ganti ke DME Bisa Hemat hingga Rp 70 Triliun

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan, jika keberadaan proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi Dimetil Eter (DME) atau gasifikasi batu bara di Tanjung Enim, bisa menekan subsidi dan impor LPG pemerintah.

Adapun selama ini pemerintah mengucurkan subsidi LPG hingga Rp 60 triliun sampai Rp 70 triliun.

Jokowi meresmikan pembangunan pabrik gasifikasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Muara Enim, Sumatera Selatan pada Senin, 24 Januari 2022.

“Impor kita LPG itu gede banget mungkin Rp 80-an triliun dari kebutuhan Rp 100-an triliun, impornya Rp 80 triliun itupun juga harus disubsidi untuk sampai ke masyarakat, karena harganya tinggi sekali, subsidinya Rp 60 triliun - Rp 70 triliun, pertanyaan saya, apakah mau kita terus-teruskan?,” kata Jokowi saat peresmian, Senin, 24 Januari 2022.

Proyek gasifikasi batu bara dibangun PT Pertamina (Persero) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang bekerjasama dengan dan Air Products & Chemical Inc (APCI). Total investasi dari APCI sebesar USD2,1 miliar atau setara Rp 33 triliun.

Jokowi mengatakan, proyek hilirisasi batu bara menjadi DME bisa menekan biaya impor terhadap LPG. Padahal, selama ini keberadaan impor LPG membebani negara dan hanya memberi keuntungan bagi devisa negara lain. Demikian pula lapangan kerja justru terbuka di negara lain.

Selain itu bila pabrik telah beroperasi bisa menekan biaya subsidi pemerintah terhadap masyarakat pengguna LPG setelah beralih ke DME.

"Kalau semua LPG nanti disetop, dan semua nanti pindah ke DME, duitnya gede sekali hingga Rp 60-70 triliun, itu akan bisa dikurangi subsidinya dari APBN," tutur dia.

Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini ditargetkan dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun kemudian mampu mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun. Dengan demikian bisa memperbaiki neraca perdagangan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.