Sukses

Murka Warga Terkena Limpahan Limbah TPA Kaliori

Warga tak lagi bisa menoleransi TPA Kaliori, Banyumas yang telah menyebabkan pencemaran

Liputan6.com, Banyumas - Sebanyak 80 truk sampah masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kaliori Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Tiap truk mengangkut setidaknya lima meter kubik.

Artinya, tiap hari, TPA Kaliori menampung sekitar 400 kubik sampah. Tak pelak, penampungan pun kelebihan beban dan kekurangan tempat.

Tempat yang mestinya steril dari timbunan sampah pun menjadi penampungan. Itu termasuk area Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang kini tertimbun ratusan kubik sampah.

IPAL kehilangan fungsinya. Air yang mestinya tersaring sebelum keluar kawasan TPA tetap berawarna keruh dan berbau.

Air juga merembes masuk ke sumur dan lahan pertanian warga di RW 03. Mereka pun protes. Warga tak lagi bisa mentolerir TPA Kaliori, Banyumas yang telah menyebabkan pencemaran air dan juga udara.

Celakanya, di saat IPAL kehilangan fungsinya, puluhan truk bermuatan sampah tetap hilir mudik di TPA Kaliori tiap hari. Akibatnya, pencemaran semakin parah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

TPA Kaliori Kelebihan Muatan

Senin pagi, 2 April 2018, sekitar seratus warga RW 03 Desa Kaliori, Banyumas berdemonstrasi di kawasan TPA Kaliori. Mereka menuntut agar pengelola TPA memperbaiki pengelolaan sampah agar tak berakibat fatal bagi warga.

"Untuk saat ini, TPA sudah sangat overload atau tidak menampung sampah. Akibatnya apa? Akhirnya tempat yang seharusnya tidak menampung sampah, seperti tempat IPAL juga tertimbun sehingga tak bisa berfungsi," ucap Kepala Desa Kaliori, Ofan Sofian, Senin (2/4/2018).

Dia mengibaratkan, IPAL layaknya ginjal bagi manusia. Saat ginjal tak berfungsi, maka tubuh pun tak mendapat asupan cairan yang baik, dan sakit.

Dalam aksi damai tersebut, ratusan warga membentangkan spanduk dan poster berisi tuntutan. Mereka meminta agar pengelola TPA mengembalikan kondisi Kaliori yang bersih dan tak lagi tercemar.

"Perhatikan desa kami, kami butuh air bersih," tulis warga dalam sebuah poster. Di poster yang dibawa oleh warga lainnya, tertulis "jangan sampai sampah membunuh kami".

3 dari 3 halaman

Hasil Pertemuan Berkali-kali Tak Ditindaklanjuti Pengelola TPA Kaliori

Beberapa warga lainnya menuntut agar pengelola TPA mengganti untung kerugian yang dialami petani yang gagal panen akibat pencemaran yang masuk ke lahan pertanian dan sumber air bersih warga.

Setidaknya, lima hektar sawah tak lagi bisa ditanami lantaran tercemar air limbah dari TPA Kaliori. Padi tak bisa tumbuh lantaran terpapar air berwarna hitam yang berbau menyengat.

Warga juga meminta agar pengiriman sampah ke TPA Kaliori dihentikan hingga IPAL berfungsi. Mereka juga meminta agar pemerintah mencari alternatif lokasi TPA lainnya agar beban TPA Kaliori berkurang.

Ofan mengklaim, pemerintah desa dan warga telah berkali-kali berkirim surat ke pengelola TPA untuk memperbaiki tata kelola agar tak lagi menimbulkan pencemaran. Audiensi pun sempat dilakukan. Namun, hasil pertemuan itu tak ditindaklanjuti hingga saat ini.

“Warga meminta agar pengiriman sampah dihentikan terlebih dahulu,” Ofan menegaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.