Sukses

INDEF Pesimistis Soal Pertumbuhan Ekonomi

Asumsi RAPBN 2001 tentang pertumbuhan ekonomi yang diramalkan bisa mencapai 4,5 persen dinilai INDEF akan sulit terealisir. Hal ini disebabkan tingkat resiko investasi yang tinggi.

Liputan6.com, Jakarta: Lembaga Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (INDEF) pesimistis menilai asumsi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2001 mendatang. INDEF berpendapat, asumsi akan sulit dicapai jika tingkat resiko investasi di Indonesia masih tinggi. Pemulihan ekonomi negara masih menghadapi berbagai kendala, di antaranya belum pulihnya arus modal ke dalam negeri. Hal tersebut disampaikan INDEF dalam presentasinya yang bertajuk Economy Outlook, Rabu (22/11) siang, di Jakarta.

Kekhawatiran lembaga yang dipimpin Didik J. Rachbini ini didasarkan pada asumsi RAPBN yang menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi diasumsikan sebesar 4,5 persen dengan nilai tukar rupiah sebesar Rp 7.300 per dolar Amerika Serikat. Kendati asumsi itu kelihatan realistis, tetapi INDEF menganggap asumsi tersebut sulit terealisir. Salah satu penghalang terbesarnya adalah masih tingginya country risk di Indonesia.

Menurut INDEF, lemahnya nilai tukar rupiah ini akibat faktor nonekonomi dan mencerminkan instabilitas sosial politik. Muaranya berdampak pada cerminan situasi yang tak kondusif dalam berinvestasi. Tak hanya itu. Dalam catatan INDEF, Indonesia berada pada level terendah dalam peringkat negara di Asia Pasifik berdasarkan tingkat kepastian hukum bagi manejemen resiko perusahaan.

Sayangnya lagi, segala perbaikan dari sisi fundamental ekonomi Indonesia tak diikuti perbaikan nilai tukar rupiah. Buktinya, selama setahun terakhir nilai tukar rupiah malah cenderung terus mengalami penurunan. Nah, apabila masalah ini terus berlanjut, INDEF memprediksikan nilai pertumbuhan tak akan lebih dari lima persen saja.(YYT/Rosiana Silalahi dan Trisna)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini